PERANCANGAN JARINGAN LTE - ADVANCED DENGAN TEKNIK CARRIER AGGREGATION DAN NON - CARRIER AGGREGATION PADA MANAJEMEN FREKUENSI DI INDONESIA

HENY PRAMITA SIWI

Informasi Dasar

111100109
621.384 56
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

iii ABSTRAK Long Term Evolution (LTE ) merupakan teknologi berbasis IP yang dikeluarkan oleh 3 GPP sebagai 4G , yaitu standar untuk komunikasi da ta nirkabel berkecepatan tinggi. Namun perkembangan LTE di Indonesia mengalami hambatan dalam hal alokasi frekuensi. Terbatasnya alokasi frekuensi yang ada membuat LTE masih sulit digelar di Indonesia. Tidak

hanya di Indonesia tetapi juga negara

negara lain. Kemudian pada Maret 2010

LTE

Advanced lahir sebagai perkembangan dari LTE Rel.8 dengan beberapa fitur baru , s alah satunya adalah carrier aggregation (CA). Fitur ini dapat menggabungkan dua atau lebih comp onent carrier dengan bandwith maksimum sebesar 20 MHz per carrier baik dalam satu band frekuensi maupun berbeda .
Dalam tugas akhir ini penggunaan CA diharapkan dapat mengoptimalkan frekuensi existing yang saat ini masih ditempati teknologi GSM. Oleh karen a itu

dibuatlah suatu perancangan jaringan LTE

A dengan bandwidth 15 MHz menggunakan dua skenario yaitu: teknik carrier aggregation (CA) dengan metode

inter band non

contiguous carrier pada frekuensi 900 MH z dan 18 00 MHz; serta tanpa carrier aggregation (N on CA) pada frekuensi 700 MHz sebagai pembanding performa dari CA dengan studi kasus manajemen frekuensi di Indonesia. Perancangan yang dilakukan dengan dua pendekatan yaitu planning by coverage dan planning by capacity .
Parameter yang dianalisis pada pene litian ini antara lain: jumlah site , nilai RSRP, serta persentase user connected berdasarkan simulasi Monte Carlo pada Software Atoll 3.2.1. Untuk perancangan dengan teknik CA diperoleh jumlah site sebesar 58,

nilai RSRP ?

80 dBm sebesar 72.1%, dan rata

rata persentase user connected 79.25%. Sedangkan pada perancangan dengan teknik Non CA diperoleh jumlah site

sebesar 54, nilai RSRP ?

80 dBm sebesar 64.1%, dan rata

rata persentase user connected 82 .94%. Berdasarkan jumlah site , terdapat selisih 4 site lebih banyak pada CA, s edangkan untuk

nilai RSRP ?

80 dBm , berbeda 8% lebih banyak pada CA. Berdasarkan

rata

rata persentase user connected , kedua teknik ini menghasilkan perbedaan yang tidak terlalu jauh yaitu 3.69% lebih banyak pada Non CA. Beberapa parameter di atas menunjukkan bahwa hasil perancangan dengan teknik CA nilainya mendekati Non CA. Sehingga berdasarkan parameter tersebut dapat disimpulkan bahwa CA layak diterapkan di Indonesia. carrier aggregation, bandwidth , alokasi frekuensi.

Subjek

cellular telephone systems
 

Katalog

PERANCANGAN JARINGAN LTE - ADVANCED DENGAN TEKNIK CARRIER AGGREGATION DAN NON - CARRIER AGGREGATION PADA MANAJEMEN FREKUENSI DI INDONESIA
 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

HENY PRAMITA SIWI
Perorangan
Nachwan Mufti A, Arfianto Fahmi
 

Penerbit

Universitas Telkom
Bandung
2014

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini