Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) adalah gereja Kristen Protestan dengan jumlah jemaat terbanyak di Indonesia. HKBP sebagai gereja suku memiliki latar belakang suku Batak Toba. Latar belakang suku Batak Toba membuat beberapa pekerjaan, seperti pendeta, menjadi pekerjaan pria. Butuh waktu untuk perempuan bisa masuk ke dalam struktur HKBP sebagai pendeta. Sebagai pendeta mereka harus dapat memposisikan dirinya sebagai pemimpin jemaat. Namun, dibalik itu para pendeta perempuan juga memiliki peran sebagai perempuan dengan latar belakang suku Batak. Pendeta perempuan harus mempresentasikan dirinya sebagai pendeta di HKBP, dan mempresentasikan dirinya sebagai perempuan di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana para pendeta perempuan mempresentasikan dirinya sebagai pendeta perempuan dengan latar belakang suku Batak Toba. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan studi dramaturgi kepada tiga orang informan kunci, yaitu pendeta perempuan di 3 gereja HKBP di Kota Bandung, dua informan pendukung dan satu informan ahli. Hasil penelitian penemukan bahwa para pendeta perempuan merepresentasikan dirinya sebagai pemimpin jemaat yang feminin dan sopan, dan pada panggung belakang persona pendeta masih melekat dan sangat dominan.
Kata kunci: Presentasi Diri, Dramaturgi, Pendeta Perempuan, HKBP