Keluarga adalah lingkungan pertama dimana seorang anak membentuk kepribadian dan menemukan tempat aman serta kasih sayang. Orang tua berperan penting dalam pembentukan diri serta emosi anak, maka dari itu orang tua perlu mengasuh anaknya dengan bijaksana. Ini yang terkadang tidak disadari beberapa orang tua bahwa pola asuh berdampak besar bagi anak mereka. Pola asuh otoriter dipandang beberapa orang tua sebagai cara yang tepat dalam mendidik anak menjadi seseorang yang sukses di masa depan. Dengan membuat peraturan serta larangan yang keras, anak dituntun untuk tunduk kepada orang tuanya. Hal ini dipercaya dapat membuat anak menjadi pribadi yang disiplin serta pekerja keras. Tetapi kini muncul pertanyaan, seberapa otoriter kah seharusnya orang tua kepada anaknya? Apakah mengekang kebebasan selalu menjadi jalan menuju kesuksesan? Jikalau demikian, apakah itu bisa berdampak buruk kepada psikis dan emosionalnya? Mementingkan satu hal dapat membawa orang tua melupakan apa yang sesungguhnya bernilai di dalam diri seorang anak. Harga diri anak tidak terletak di dalam nilai ujian serta pencapaiannya, tetapi harga diri itu terletak di dalam penerimaan orang tua terhadap anaknya sendiri. Dalam hal ini, penulis menggambarkan dunia emosi anak yang diasuh di dalam lingkungan yang sangat otoriter ke dalam bentuk storyboard yang nantinya akan diperlukan dalam produksi animasi 2D. Storyboard sebagai visualisasi konsep cerita membutuhkan imajinasi serta kemampuan dalam menyampaikan pesan dan makna kepada penonton lewat unsur-unsur di dalam visual.
Kata kunci: Pola asuh, otoriter, psikis, emosional, harga diri, penerimaan, animasi 2D, storyboard.