Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tunaganda merupakan anak yang memiliki lebih dari satu jenis ketunaan. Tunaganda (G) adalah kombinasi antara hambatan fisik, sensoris, sosial, emosi, intelektual, dan lainnya, sehingga mengakibatkan hambatan dalam kegiatan belajar, bersosialisasi, serta beraktivitas. ABK dengan G/C1 atau C1+ merupakan anak yang memiliki ketunaanganda dengan tunagrahita untuk salah satunya, seperti tunagrahita-tunanetra, tunagrahita-tunarungu, serta tunagrahita-tunadaksa. Pembelajaran sensorik bagi mereka dapat mempermudah pemahaman dalam proses pembelajaran, dikarenakan sebagian besar dari mereka tidak dapat berpikir secara abstrak, maka dari itu diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat memotivasi mereka dalam mempelajarinya, salah satunya dari peran interior, karena akan terlihat selalu oleh mereka.
Mempelajari dengan mempraktekkan dapat memudahkan pemahaman serta mengingatnya lebih mudah, dibandingkan hanya dengan cara memberikan teori saja. Melakukan hal tersebut secara berulang-ulang, karena interior tersebut selalu berada di sana dapat memudahkan mereka mengingat pembelajarannya, karena mereka memiliki hambatan dalam mengingat sesuatu.
Maka dari itu, untuk perancangan ini diusulkan tema Cognitive-Behavioral yang bertujuan untuk mempermudah peserta didik mengenal dan memahami ruangan dan fungsi mebel di dalam ruangan. Lalu, konsep yang diusulkan adalah Fun Learning, dengan menerapkan pembelajaran pada aspek elemen interior yang tidak monoton dan membosankan.
Kata Kunci: Menyenangkan, Tunaganda, Berkebutuhan Khusus, Tunagrahita