ERP adalah singkatan dari Enterprise Resource Planning, merupakan sistem yang melakukan sebuah otomatisasi proses bisnis untuk perusahaan. Sebuah proses bisnis dapat meliputi proses manufakturing, distribusi, personalisasi, manajemen proyek, pembayaran, finansial dan sebagainya. Perusahaan yang sukses mengimplementasikan ERP umumnya dapat meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan yang memberikan efek kepada peningkatan keuntungan perusahaan karena ERP merupakan sistem informasi yang berorientasi akuntasi yang memiliki fungsi mengidentifikasi dan perancangan kebutuhan resource secara luas, mengatur berbagai departemen dalam sebuah perusahaan lebih mudah dengan informasi yang lebih akurat. Tapi, keberhasilan penerapan sistem ERP tidak mudah dijangkau, karena sistem ERP bukan sesuatu yang bisa berjalan sukses dengan sendirinya, perlu adanya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan sebuah sistem ERP terhadap perusahan. Dengan adanya Means of Engagement diharapkan dapat mengetahui hal – hal yang sesuai dalam proses bisnis perusahaan dengan begitu dapat membuat framework khusus untuk perusahan yang memungkinkan keterlibatan pengguna menjadi lebih efektif dan efisien dengan mempertimbangkan empat faktor yang dapat menjadi pertimbangan perusahaan untuk mengimplementasikan software tersebut. Empat faktor tersebut adalah acceptance, approval, adoption dan agreement.
Pada teori difusi inovasi adanya kesempatan untuk observasi suatu produk dan untuk mengetahui relative advantages ketika melihat suatu produk itu baik atau tidak. Dan setelah kita menerimanya itu tidak serta merta menggunakannya, karena ada fase - fase lain sebelum menerapkan layanan. Dengan perkembangan zaman yang ada, banyak yang menyatakan bahwa teori – teori yang ada sudah tidak relevan lagi karena teori yang sudah ada hanya membahas produk yang sifatnya bisa digunakan. Meskipun teori-teori ini dapat menjelaskan hal-hal untuk mengidentifikasi penggunaan ERP, tetapi keberadaannya masih belum bias dikatakan maksimal, dengan angka kegagalan ERP yang besar.
Meskipun angka kegagalan ERP tinggi, tetapi sebuah perusahaan perlu proses otomatisasi dan integrasi, solusi yang ditawarkan sekarang hanya dengan menggunakan sistem ERP. Maka dari itu diperlukan framework untuk mengidentifikasi kegagalan ERP pada sisi tertentu, seperti pada fase penerimaan. Untuk mendapatkan analisis yang tepat dalam pencarian dan struktur atas data yang didapat dapat menggunakan sistematic review dalam meninjau atas pertanyaan yang dirumuskan dengan jelas yang menggunakan metode sistematis dan eksplisit untuk mengidentifikasi, memilih, dan secara kritis menilai penelitian yang relevan, dan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari studi yang termasuk dalam tinjauan. Pada fase penerimaan diperlukan strategi untuk memudahkan perusahaan menentukan produk yang tepat bagi perusahaan. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan membahas tentang faktor-faktor yang harus diperhatikan sebelum menerapkan sistem ERP dilihat pada sisi penerimaan dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi. Dengan adanya teori ini diharapkan dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada untuk keperluan assessment dan mengetahui bagaimana cara agar bisa meningkatkan tingkat adopsi sistem ERP, sehingga ERP tidak menjadi failed based solution lagi bagi perusahan.
Kata kunci: Means of Engagement, Enterprise Resource Planning, korelasi, penerimaan, model, kegagalan.