DKI Jakarta adalah provinsi yang memiliki tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan tertinggi di Indonesia, hal ini belum membuktikan bahwa masyarakatnya sudah memiliki pengetahuan yang tinggi tentang produk keuangan dan penggunaan lembaga jasa keuangan. Keberadaan modal sosial diharapkan menjadi mediator dalam meningkatkan literasi keuangan dan inklusi keuangan pada usia produktif di DKI Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran modal sosial sebagai mediator literasi keuangan terhadap inklusi keuangan pada usia produktif di DKI Jakarta. Penelitian ini menetapkan rentang usia produktif dari usia 15-55 tahun.
Metode penelitian ini menggunakan metode dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel yang diambil menggunakan teknik non-probability sampling, dengan total sampel 400 responden usia produktif di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan Sobel Test untuk analisis mediasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial adalah mediator yang signifikan dalam hubungan antara literasi keuangan terhadap inklusi keuangan pada usia produktif di DKI Jakarta. Pengaruh tidak langsung (indirect effect) literasi keuangan pada inklusi keuangan dengan modal sosial lebih rendah jika dibandingkan pengaruh langsung (direct effect) literasi keuangan pada inklusi keuangan tanpa modal sosial. Maka modal sosial memediasi secara parsial (partial mediation) hubungan antara literasi keuangan terhadap inklusi keuangan.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk regulator dalam mengoptimalkan program-program keuangan yang sudah ada dengan berinovasi dan memastikan bahwa produk dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat. Serta diharapkan penduduk usia produktif akan lebih peduli dengan literasi keuangan dan inklusi keuangan dengan mengikuti sosialisasi dan program-program yang telah diberikan oleh OJK dan Pemerintah.
Kata kunci: Literasi Keuangan, Inklusi Keuangan, Modal Sosial, Usia Produktif.