Meningkatnya fenomena gangguan kesehatan mental yang dialami oleh Generasi Z menjadi hal yang perlu diperhatikan. Selain itu, adanya stigma negatif yang beredar di masyarakat membuat para penyintas enggan menyampaikan gangguan kesehatan mental yang mereka alami khususnya kepada keluarga mereka. Sehingga para penyintas, harus benar-benar memilih orang yang tepat untuk ia bagikan informasi terkait gangguan kesehatan mental dan mengelola informasi tersebut dengan baik agar tidak menimbulkan dampak bagi kerentanan diri penyintas. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan proses manajemen privasi Generasi Z mengenai gangguan kesehatan mental yang dialami. Penelitian ini dibuat dengan berdasar pada lima konsep dari teori communication privacy management yaitu informasi privat, batasan privat, kontrol dan kepemilikan, proses manajemen dalam aturan dan manajemen dialektika. Metode yang digunakan ialah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Tentunya penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi yang dilakukan kepada subjek penelitian yang merupakan Generasi Z pengidap gangguan kesehatan mental. Setelah mengumpulkan data dan melakukan teknik analisis Colaizzi, hasil yang didapatkan adalah adanya skema yang terbentuk dalam memanajemen privasi selain itu terdapat aturan yang sudah tidak diterapkan lagi setelah terjadi kebocoran rahasia. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa kerentanan diri Generasi Z terjadi karena masalah keluarga bukan karena kebocoran privasi yang terjadi. Selain itu, ditemukan bahwa adanya pola ketergantungan yang terjadi pada diri Generasi Z pengidap gangguan kesehatan mental yang berdampak pada kemandirian mereka.
Kata Kunci: Manajemen Privasi Komunikasi, Komunikasi Antarpribadi, Generasi Z, Gangguan Kesehatan Mental.