Perancangan baru Greenhost Boutique Hotel di Kota Semarang dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan fasilitas akomodasi yang tidak hanya memenuhi standar hotel bintang empat, tetapi juga merepresentasikan identitas lokal. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan serta tren gaya hidup seperti staycation, dibutuhkan hotel yang mampu menghadirkan kenyamanan, nilai estetis, dan pengalaman ruang yang khas daerah. Permasalahan utama yang diidentifikasi meliputi belum terpenuhinya standar fasilitas hotel bintang empat, minimnya penerapan elemen budaya lokal pada interior, serta kurangnya hotel butik di Kota Semarang yang mengusung pendekatan lokalitas berbasis alam. Metode perancangan yang digunakan mencakup observasi, studi literatur, studi banding, wawancara, dan analisis data. Hasil perancangan difokuskan pada area lobby, restoran, kamar standar, kamar deluxe, dan kamar suite, dengan penerapan nilai-nilai lokalitas yang bersumber dari budaya dan kondisi geografis Kota Semarang. Perancangan ini juga menggunakan pendekatan teoritis berdasarkan buku Merah Putih Arsitektur Nusantara karya Galih Widjil Pangarsa. Hasil dari perancangan ini merupakan terciptanya hotel dengan standar yang telah ditentukan, terlibatnya lokalitas berbasis alam maupun budaya sebagai elemen interior, dan perancangan yang saling menguntungkan bagi pihak hotel dengan pihak pelaku UMKM. Rancangan ini diharapkan dapat menjadi alternatif akomodasi yang tidak hanya layak secara fungsional dan estetika, tetapi juga mampu memperkuat identitas budaya lokal dalam konteks desain interior.
Kata Kunci: Kota Semarang, Hotel Butik, Lokalitas