Mencapai keberlanjutan adalah isu utama bagi perusahaan diseluruh dunia. Bisnis modern, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM) sangat memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Namun penerapannya masih sangat kurang dilakukan. Rendahnya penerapan keberlanjutan lingkungan tidak lepas karena pelaku usaha menghadapi berbagai tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal dalam penerapan keberlanjutan lingkungan pada UKM sektor kuliner di Kota Bandung. Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, wawancara mendalam dilakukan kepada tiga pelaku UKM dan satu perwakilan dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor hambatan internal dalam penerapan keberlanjutan lingkungan adalah keterbatasan pengetahuan mengenai keberlanjutan lingkungan, minimnya biaya, keterbatasan waktu, dan sumber daya manusia. Dalam faktor eksternal, hambatan yang dirasakan oleh para pelaku UKM adalah sulitnya mendapatkan barang yang ramah lingkungan, hambatan karena persaingan pasar, dan kurangnya dukungan dari pemerintah. Ditengah hambatan internal dan eksternal, para pelaku UKM sudah melakukan strategi adaptif seperti bermitra dengan organisasi pengelola limbah, penerapan SOP, efisiensi bahan baku, dan menggunakan bahan ramah lingkungan yang dapat dijangkau. Hasil ini tidak hanya memberikan kontribusi teoretis untuk studi kewirausahaan berkelanjutan, tetapi juga memberikan rekomendasi praktis untuk pemerintah dan pelaku usaha dalam membangun ekosistem bisnis UKM yang lebih ramah lingkungan dan melibatkan semua pihak.