PERANCANGAN PERBAIKAN POSITIONING MAYSA FASHION BERDASARKAN PERCEPTUAL MAPPING MENGGUNAKAN METODE MULTIDIMENSIONAL SCALING DAN SWOT ANALYSIS

MUHAMMAD FIKRI HAIKAL

Informasi Umum

Kode

23.04.4327

Klasifikasi

658.802 - General topics of marketing management, Communication in marketing, Green marketing, Market Segmentation, Marketing strategy

Jenis

Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

Subjek

Positioning-marketing

Dilihat

313 kali

Informasi Lainnya

Abstraksi

Maysa Fashion merupakan salah satu brand busana muslim di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 2013. Merek ini berfokus pada bidang penjualan busana muslim wanita yang berlokasi di Pusat Mode Tanah Abang, Jakarta Pusat, Indonesia. Meskipun telah beroperasi selama beberapa tahun, data penjualan pada tahun 2021 menunjukkan bahwa Maysa Fashion cenderung tidak mencapai target penjualan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat heart share yang rendah, penerapan program komunikasi pemasaran yang belum optimal, serta keterbatasan media penjualan. Untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi performa penjualan Maysa Fashion, dilakukan sebuah observasi mendalam. Selama proses observasi ini, berbagai alternatif solusi diidentifikasi terutama terkait dengan aspek product, place, promotion, dan branding. Tujuannya adalah untuk merancang strategi positioning yang kuat dan dapat membantu Maysa Fashion bersaing dengan kompetitor di pasar busana muslim yang semakin kompetitif. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk merancang perbaikan positioning yang tepat. Salah satu pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perceptual mapping, yang bertujuan untuk menggali penilaian konsumen terhadap Maysa Fashion serta memahami bagaimana brand ini diposisikan dalam pikiran konsumen dibandingkan dengan brand kompetitor serupa. Metode multidimensional scaling (MDS) dan analisis SWOT akan digunakan untuk memperoleh informasi yang lebih komprehensif tentang bagaimana brand Maysa Fashion dinilai oleh konsumen dalam perbandingan dengan brand kompetitor lainnya.

Rancangan perbaikan positioning Maysa Fashion berdasarkan atribut prioritas perbaikan pada wilayah A menunjukkan adanya rancangan perbaikan terhadap atribut-atribut pada wilayah tersebut, diantaranya adalah memanfaatkan e-marketplace dan fitur promosinya untuk memasarkan produk premium Maysa Fashion dan untuk melakukan penetrasi pasar, serta mendorong komunikasi yang efektif dengan pelanggan, pemasaran melalui media sosial Maysa Fashion dengan mengkomunikasikan produk dengan kualitas bahan premium, memaksimalkan kapasitas produksi untuk memenuhi potential demand, memodifikasi produk dengan penjualan yang baik dengan memberikan harga premium pada desain produk yang up-to-date, menerapkan strategi penetapan harga bundle pricing untuk meningkatkan penjualan, menjalin hubungan yang baik dan memesan dalam jumlah besar dengan para supplier bahan agar tetap mendapatkan bundling pricing yang lebih terjangkau, serta melakukan riset dan pengembangan inovasi desain produk yang sesuai dengan tren dan preferensi konsumen. Rancangan perbaikan positioning berdasarkan atribut perbaikan pada wilayah C diantaranya adalah untuk memaksimalkan produksi dengan kombinasi warna yang lebih bervariasi untuk meningkatkan minat beli konsumen, menambah jumlah supplier yang memiliki variasi motif bahan yang lebih beragam sehingga menciptakan posisi bersaing yang kuat, menambah jumlah mesin dan karyawan produksi untuk meningkatkan volume produksi perminggu, menambah volume produksi mingguan Maysa Fashion dengan memperkirakan potential demand, menjalin hubungan yang baik dan memesan dalam jumlah besar dengan para supplier bahan agar tetap mendapatkan bundling pricing yang lebih terjangkau, serta melakukan benchmarking terhadap brand kompetitor untuk update mengenai motif bahan yang sedang tren sesuai preferensi konsumen.