Mengenal Bahasa Isyarat di Indonesia BISINDO dan SIBI

Informasi

392 kali
Mengenal Bahasa Isyarat di Indonesia BISINDO dan SIBI

Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) adalah salah satu dari dua sistem bahasa isyarat yang digunakan di Indonesia, selain Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI). SIBI merupakan Bahasa isyarat yang dikembangkan pemerintah Indonesia dan mejadi Bahasa isyarat yang digunakan untuk pengajaran di Sekolah Luar Biasa (SLB), sementara untuk Bahasa isyarat BISINDO tumbuh secara alami di kalangan komunitas tunarungu. BISINDO menjadi salah satu dari 100 bahasa isyarat yang dikembangkan secara alami oleh masyarakat Tuli.

Perbedaan BISINDO dan SIBI  

SIBI menggunakan satu tangan untuk mengisyaratkan abjad, angka, dan kata-kata, dengan struktur tata bahasa yang sama seperti bahasa lisan Indonesia, termasuk awalan dan akhiran. SIBI memiliki kosakata yang rumit, penuh simbol dan metafora, dengan aturan ketat yang memerlukan konsentrasi tinggi. Sebaliknya, BISINDO menggunakan dua tangan, memiliki struktur yang lebih sederhana tanpa awalan atau imbuhan, kosakatanya mudah dipahami, banyak menggunakan gestur dan ekspresi wajah, serta lebih fleksibel dan hidup dalam penerapannya.

Perbedaan  antara SIBI dan BISINDO juga terletak pada asal dan tujuannya dibentuk kedua Bahasa isyarat tersebut. SIBI dibuat oleh orang dengar untuk menyesuaikan bahasa isyarat dengan bahasa lisan Indonesia, sementara BISINDO dikembangkan oleh komunitas tuli untuk mempermudah komunikasi antar mereka. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam struktur, kosakata, dan aturan antara keduanya.

 

Gambar contoh perbedaan Bahasa isyarat BISINDO dan SIBI

Di Indonesia, terdapat dua bahasa isyarat yang paling umum digunakan, yaitu SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dan BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia). Kedua bahasa isyarat ini hadir sebagai jembatan komunikasi bagi para masyarakat tuli, membantu mereka berkomunikasi dengan masyarakat pada umumnya. Meski ada perbedaan dalam penggunaannya, baik SIBI maupun BISINDO memiliki tujuan yang sama, yaitu menjadi alat komunikasi yang memudahkan interaksi antara masyarakat tuli dan masyarakat pendengar.

Dengan menggunakan SIBI atau BISINDO, masyarakat Indonesia dapat lebih memahami proses komunikasi teman-teman tuli. Pemahaman ini penting agar kita dapat berinteraksi dengan lebih baik, menciptakan lingkungan yang inklusif, dan mengurangi hambatan komunikasi yang kerap terjadi. Sebagai masyarakat, penting untuk belajar dan memahami bahasa isyarat agar dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan peduli terhadap kebutuhan komunitas tuli.

Bahasa isyarat bukan hanya tentang bahasa, melainkan tentang menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif untuk orang-orang dengan disabilitas komunikasi. Siswa yang belajar bahasa isyarat juga akan mendapatkan manfaat individu, sekaligus membantu membangun masyarakat yang lebih sadar akan kebutuhan komunikasi dari kelompok yang berbeda. 

 

Daftar Referensi

Admin. (2024, February 2). SIBI dan Bisindo, Sama atau Beda? Mengenal Perbedaan Dua Bahasa Isyarat di Indonesia. Bentaracampus.Ac.Id. https://bentaracampus.ac.id/sibi-dan-bisindo-sama-atau-beda-mengenal-perbedaan-dua-bahasa-isyarat-di-indonesia/

Bowman-Smart, H., Gyngell, C., Morgan, A., & Savulescu, J. (2019). The moral case for sign language education. Monash Bioethics Review, 37(3–4), 94–110. https://doi.org/10.1007/s40592-019-00101-0

Nurhadi. (2021, December 4). Sama-sama Bahasa Isyarat, Apa Perbedaan SIBI dan BISINDO? Nasional.Tempo.Co. https://nasional.tempo.co/read/1535664/sama-sama-bahasa-isyarat-apa-perbedaan-sibi-dan-bisindo

Timestampable

11 October 2024
14 October 2024