Singkong merupakan salah satu bahan pangan mengandung karbohidrat selain nasi. Oleh karena itu, singkong menjadi sumber pangan yang banyak dicari di Indonesia. Tetapi, di Indonesia harga jual singkong memiliki tingkat yang rendah yaitu sekitar Rp.800-Rp.1000 per kilogram. Hal ini yang mendasari PT. Biofuel Bigcassava Hidayah untuk mengolah singkong menjadi produk dengan nilai jual yang lebih tinggi. PT. Biofuel Bigcassava Hidayah atau yang disingkat PT. BBH akan mengolah singkong yang dihasilkan perkebunan yang dimiliki PT. BBH menjadi tepung tapioka. Tepung tapioka dipasaran memiliki harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan singkong yaitu dikisaran harga Rp. 5000 – Rp.7000 per kilogram. Sehingga diharapkan dengan mengolah produk singkong menjadi tepung tapioka PT. BBH mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dibanding dengan hanya menjual singkong mentah ke pasaran. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kelayakan untuk bisnis tepung tapioka yang akan dijalankan PT. BBH. Aspek yang dikaji meliputi 4 aspek kelayakan. Dari aspek pasar pangsa pasar yang menjadi tujuan adalah pabrik kerupuk di Kota Bandung, pasar sasaran yang akan dipenuhi oleh perusahaan adalah 5 persen dari kekurangan pasokan tepung tapioka. Untuk aspek teknis kapasitas produksi berdasarkan kemampuan pasokan tepung tapioka perusahaan dan kebutuhan teknis disesuiakan dengan kapasitas produksi dari perusahaan. Dari segi aspek lingkungan, pengolahan limbah dari hasil tepung tapioka diolah dengan baik sehingga menjadi bermanfaat untuk lingkungan sekitar dan juga menimalisir limbah yang merusak lingkungan. Dari aspek finansial, proyeksi dilakukan untuk periode 5 tahun kedepan. Hasil perhitungan menunjukkan nilai NPV = Rp 1.511.548.767, IRR = 26,1% dengan nilai MARR = 15% dan Payback Periode = 3,25 tahun. Dengan nilai NPV> 0, IRR >MARR dan PP < umur investasi, maka bisnis tepung tapioka yang akan dijalankan PT. BBH dikatakan layak untuk dijalankan.
Kata Kunci: Singkong, Tepung Tapioka, Analisis Kelayakan, NPV, IRR, Payback Periode.