Setiap perusahaan tentunya memiliki proses bisnis yang dinilai kritis. Jika suatu bencana/gangguan terjadi, terutama pada proses bisnis kritis tersebut, aktivitas bisnis terhambat bahkan kemungkinan terhenti. Teknologi yang berkembang pesat dapat meminimalisasi risiko yang mungkin muncul. Tidak hanya itu, teknologi juga memberikan waktu pemulihan yang lebih cepat setelah bencana/gangguan terjadi. Agar efektif dan efisien, teknologi yang digunakan haruslah tepat dan perusahan harus memiliki prosedur sebagai penuntun pemulihan. Hal ini perlu dituangkan ke dalan perencanaan berupa continuity plan.
Perancangan continuity plan perlu diimplementasikan pada layanan akademik, kepegawaian, dan keuangan yang disediakan oleh Direktorat Sistem Informasi Universitas Telkom sebagai instansi akademik karena hampir seluruh proses bisnis dilakukan melalui ketiga layanan tersebut. Perancangan continuity plan yang dibahas pada penelitian ini meliputi struktur organisasi, strategi dan prosedur sebelum bencana/gangguan terjadi, saat bencana/gangguan sedang terjadi, sampai setelah bencana/gangguan terjadi sebagai proses pemulihan sehingga aktivitas bisnis yang tadinya terhambat atau terhenti dapat kembali berjalan normal.
Dalam pengembangan continuity plan, ada beberapa aktivitas yang dilakukan, seperti pengumpulan data yang kemudian dianalisis dengan risk asssessment dan business impact analysis untuk menentukan recovery time objective dan recovery point objective, perancangan struktur organisasi, strategi dan prosedur, serta control preventive yang diajukan. Hasil dari penelitian ini akan diberikan kepada Direktorat Sistem Informasi Universitas Telkom sebagai rekomendasi yang dapat dipertimbangkan untuk diterapkan di kemudian hari.
Kata Kunci: continuity plan, disaster recovery plan, bencana, struktur organisasi, strategi, prosedur