Simulasi untuk pengujian jalur evakuasi pada gedung merupakan hal yang penting, perancangan denah gedung harus diperhatikan dengan baik untuk menekan angka korban cedera maupun korban jiwa jika terjadi situasi darurat. Salah satu metode yang sering digunakan adalah Agent-Based Model System (ABMS). Namun, performa dari metode ini dinilai kurang karena ABMS merupakan suatu sistem tertutup yang belum mampu beradaptasi dengan keadaan lingkungannya, hanya berfokus pada eksekusi aksi dan low level processing.
Dari hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa adanya integrasian BDI dalam ABMS meningkatkan performansi dari crowd simulation diukur dari segi waktu yang dibutuhkan agen untuk keluar dari lingkungan simulasi (waktu evakuasi) jika dibandingkan dengan simulasi yang hanya menggunakan ABMS saja. Hal ini disebabkan oleh adanya BDI yang menambahkan tiga aspek berupa belief (kepercayaan/keyakinan), desire (keinginan), dan intention (tujuan) sehingga setiap agen dalam simulasi tidak hanya mampu mengeksekusi aksi saja, namun juga melakukan high-level processing dalam pengambilan keputusan sehingga perilaku agen dapat mendekati perilaku manusia di dunia nyata.
Kata kunci: evakuasi, crowd simulation, Agent-Based Modeling System (ABMS), BDI reasoning