ABSTRAK
Keterbatasan jaringan akses tembaga yang dinilai belum cukup menampung kapasitas bandwidth besar, maka banyak operator saling berlomba meningkatan kualitas layanan dengan membuat infrastruktur menggunakan FTTH. PBB I dan II yang terletak di Kabupaten Bandung merupakan lokasi penelitian Tugas Akhir ini. Metode yang digunakan pada perancangan yaitu survey lokasi, peramalan peristiwa sebelumnya, perancangan, serta penelitian hasil dengan analisis (power link budget, rise time budget, serta bit error rate). Analisis ini selain digunakan perhitungan manual juga digunakan simulasi Optisystem7, kemudian hasil yang didapat dibandingkan. Hasil perancangan downstream link power budget PBB I sebesar -21,9288 dBm dan -21,7772 dBm untuk PBB II. Sedangakan pada upstream PBB I -8,55426 dBm dan -8,8272 dBm untuk PBB II. Nilai ini masih berada dibawah sensitivitas penerima -29 dBm, sehingga dianggap layak. Analisa rise time budget PBB I maupun PBB II didapat batas waktu NRZ pengiriman downstream 0,56270096 ns dan upstream didapat 0,56270096 ns. Dimana hasil perhitungan tsys dari PBB I senilai 0,06296 ns sedangkan untuk PBB II didapatkan 0,06289 ns. Kedua nilai tsys ini masih jauh dibawah nilai batas pengkodean sehingga masih lulus kelayakannya. Selain itu simulasi Optisystem yang digunakan dalam analisis BER downstream 9.4952 x 10-18 untuk PBB I, dan PBB II 8.77867 x 10-264. Sedangkan hasil BER upstream didapatkan 0 baik untuk PBB I maupun PBB II. Kedua nilai tersebut masih jauh dibawah 10-9 sehingga masih baik.
Kata Kunci: jaringan, FTTH, bandwidth, perancangan, link budget, BER.