Tulisan ini membahas mengenai masalah stres pekerjaan yang banyak menghinggapi kalangan pekerja. Perkembangan industri otomotif sepeda motor di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Sehingga permintaan masyarakat terhadap sepeda motor tinggi cenderung terus meningkat. Hal ini menyebabkan tingginya persaingan antar perusahaan penjual sepeda motor semakin ketat. Dengan demikian, tenaga penjual berpeluang mengalami stres kerja.
Faktor pemicu stress kerja yang dimaksudkan menggunakan satu teori Robbins (2008) yang dikombinasikan menjadi 7 elemen yang menjadi variabel dalam penelitian ini, yang terdiri dari desain pekerjaan individu, kondisi kerja, beban peran, konflik peran, ambiguitas peran, hubungan antar pribadi dan dukungan sosial.
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksploratif dengan pendekatan kuantitatif. Responden penelitian 200 karyawan bagian penjualan PT. Astra Honda Motor dengan pengambilan sampel menggunakan teknik Proportional Random Sampling menggunakan metode analisis faktor dengan bantuan SPSS 20.
Penelitian ini menghasilkan tiga faktor yang menjadi faktor pemicu stres kerja karyawan bagian penjualan PT. Astra Honda Motor Jawa Barat yaitu faktor Tuntutan Kerja sebesar 35,014%, faktor Tuntutan Peran sebesar 17,685% dan faktor Tuntutan Pribadi sebesar 14,614%. Dari ketiga faktor tersebut menjelaskan bahwa perusahaan harus melakukan pendekatan serta memperhatikan tuntutan kerja yang dialami oleh karyawan. Perusahaan juga harus mengetahui tuntutan peran karyawan dalam pekerjaan tersebut. Selain itu, tuntutan pribadi sangat mempengaruhi dalam pekerjaan agar terjadinya keharmonisan antar atasan dengan karyawan maupun karyawan antar karyawan itu sendiri sehingga target penjualan akan tercapai.
Kata kunci : Analisis Faktor, Stres Kerja, Penjualan