PT XYZ merupakan perusahaan bidang industri percetakan. Order yang diterima selalu mengalami peningkatan. Pada proses operasinya, mesin di perusahaan dituntut untuk selalu dalam kondisi baik. Mesin Mitsubishi 1F-15000 sering mengalami kerusakan dan memiliki downtime tinggi pada divisi cetak sheet. Hal ini menimbulkan pengeluaran biaya perbaikan besar dan kemungkinan keterlambatan pada penyelesaian proyek yang dapat mengakibatkan munculnya biaya penalty. Diperlukan optimasi retirement age dan maintenance set crew menggunakan metode LCC.
Untuk mendapatkan total LCC yang optimal, dibutuhkan pengolahan biaya-biaya dengan metode LCC. Biaya-biaya tersebut yaitu, sustaining cost dan acquisition cost. Metode lain yang digunakan adalah metode OEE. OEE alat untuk mengukur dan mengetahui kinerja mesin. Dalam OEE, dilakukan penelitian mengenai losses untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan nilai OEE rendah. Faktor dalam losses yaitu six big losses.
Berdasarkan metode LCC, didapatkan LCC terendah sebesar Rp 1.171.722.273 dengan maintenance set crew 1 tim yang terdiri dari 2 engineer, dan retirement age optimal selama 5 tahun. Berdasarkan perhitungan menggunakan OEE, nilai OEE mesin Mitsubishi Tahun 2012 sebesar 76,94%. Nilai tersebut cukup jauh dari kriteria yang ditetapkan oleh Japanese Institute of Plant Maintenance (JIPM), yaitu sebesar 85%. Dari six big losses diketahui bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap penurunan efektivitas mesin Mitsubishi adalah faktor idling and minor stopagges, yaitu dengan persentase sebesar 44,55% dari total losses.
Kata Kunci— [Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses]