nama mochimaru sebagai nama brand dilakukan berdasarkan pertimbangan asal produk yang dijual, kemudahan dalam penyebutan nama, easy listening, dan mudah di ingat. Desain yang digunakan menggunakan warna yang mainstream sehingga memudahkan konsumen untuk mengingat. Tampilan visual mochimaru juga sangat eye catching sehingga mampu menyita perhatian konsumennya. Kegiatan relaunching yang dilakukan mochimaru tidak terlalu besar, mereka hanya memanfaatkan sosial media dalam memperkenalkan brand barunya dan juga menerapkan gerilya marketing. Mochimaru memanfaatkan pengindraan utama yang dimiliki manusia untuk menempatkan brand barunya dibenak konsumen.
Respon konsumen dianalisis dengan menggunakan model respon AIDA, dimana attention masyarakat Bandung kepada mochimaru belum merata hal tersebut dikarenakan mochimaru hanya memanfaatkan sosial media saja dalam memperkenalkan brand barunya, namun dampak penggunaan sosial media ini membuat mochimaru dikenal diluar kota Bandung. Daya tarik konsumen mochimaru dikarenakan desain visual mochimaru yang eye catching sehingga mampu memberikan rasa penasaran dan menyita perhatian konsumennya. Hasrat konsumen muncul dikarenakan mochimaru memiliki berbagai varian produk yang telah disegmentasikan berdasarkan usianya, mulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian produk didukung oleh desain visual mochimaru yang menarik dan keputusan pembelian ulang produk didukung oleh kualitas produk mochimaru yang baik.
Kata Kunci : rebranding, respon model AIDA, deskriptif.