PT Nikkatsu Electric Works merupakan perusahaan industri yang bergerak dalam bidang pembuatan alat elektrik seperti transformer, lampu hemat energi, dan trafo ballast ekspor maupun domestik. Permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT Nikkatsu Electric Works saat ini adalah ketidaktercapaian target produksi karena tingginya jumlah produk cacat pada proses produksi ballast ekspor. PT Nikkatsu Electric Works mencatat jumlah produk cacat ballast ekspor selama periode tahun 2012 adalah sebesar 32.447 atau rata-rata 1,5% dan selama tahun 2013 adalah 25.816 atau rata – rata 1,23%. Kondisi cacat saat ini sangat jauh dari toleransi cacat perusahaan yaitu 0,2%.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, digunakan metode Six Sigma. Dalam Six Sigma terdiri dari tahap Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC). Dalam tahap Define, dilakukan pendefinisian proses produksi ballast ekspor dan penentuan Critical to Quality (CTQ). Dari identifikasi CTQ, terdapat enam jenis cacat pada produk, antara lain adalah cacat putus, kontak, tinggi, rendah, case terkena chemical, dan case rusak . Pada tahap Measure dilakukan perhitungan kapabilitas proses dan stabilitas proses produksi ballast ekspor. Pada tahap Analyze dilakukan analisis pemilihan cacat dengan metode FMEA, dan didapat cacat putus sebagai fokus dalam penelitian ini, dan melakukan analisis terhadap akar penyebab masalah yang ada pada cacat putus menggunakan 5 why’s dan fishbone diagram.
Dalam tahap Improve, diberikan usulan yang didasarkan pada analisis dan metode 5W1H dengan tujuan mengurangi cacat putus. Usulan perbaikan yang didapatkan adalah membuat rak penyimpanan yang tertutup, membuat pengaturan sirkulasi udara menggunakan fan dan exhaust, memberikan reward dan display peringatan terhadap setting tention pada mesin, dan membuat alat visual kontrol yaitu stopper pada jig mesin.
Kata kunci : Six Sigma, CTQ, Pengendalian Kualitas, Cacat Putus.