ASEAN Economic Community (AEC) atau yang biasa disebut sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2015. Persaingan yang terjadi tidak hanya secara domestik tetapi juga sudah di regional Asia Tenggara. Padahal, sebagai dampak penerapan ACFTA sekitar tiga puluh persen pengerajin telah berhenti beroperasi. Jumlah pengerajin di Sentra Industri Rajut Binong Jati pada tahun 2009-2013 cenderung menurun sejak tahun 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik kewirausahaan, faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal pada usaha kecil di Sentra Industri Binong Jati serta mengidentifikasi strategi untuk memaksimalkan keunggulan bersaing. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa terdapat 73 usaha mikro dan 220 usaha kecil di Sentra Industri Rajut Binong Jati. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik analisis model Miles dan Hubberman dan Analisis SWOT.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengerajin rajut usaha kecil di Sentra Industri Rajut Binong Jati memiliki watak ketidak ketergantungan serta memiliki sifat optimis, berorientasi pada tugas dan hasil, mampu mengambil dan menghadapi risiko dan peluang, memiliki kemampuan memimpin, belum memiliki orisinalitas dalam desain produk, dan berorientasi pada masa depan. Memaksimalkan bantuan pemerintah, mengembangkan pasar, memaksimalkan loyalitas pelanggan, memaksimalkan digital / online promotion dan media sosial, mendorong pemerintah untuk memfasilitasi akses jalan, memaksimalkan penggunaan mesin manual, memanfaatkan karakteristik demografis untuk inovasi, memaksimalkan diferensiasi produk, mencari pasar baru, memaksimalkan penjualan retail online, memaksimalkan kualitas produk, menggunakan mesin otomatis, memaksimalkan sistem maklun, dan inovasi desain produk.