Teori keagenan mengemukakan jika antara pihak principal (pemilik) dan agen (manajer) memilki kepentingan yang berbeda, muncul konflik yang dinamakan konflik keagenan. Pemisahan antara pemilik dan manajemen ini dapat memberikan keleluasaan bagi pihak manajemen untuk memaksimalkan laba. Kondisi ini terjadi karena terdapat ketidakseimbangan penguasaan informasi yang disebut sebagai asimetri informasi (information asymmetry) antara pihak manajemen dengan pihak lain yang tidak memiliki akses mengenai perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh mekanisme good corporate governance dan kompensasi bonus terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Mekanime good corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : dewan komisaris independen, komite audit independen, dan kepemilikan manajerial. Data yang digunakan merupakan data sekunder. Setelah dilakukan purposive sampling pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indoneia, terpilih 63 sampel. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi data panel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dewan komisaris independen dan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Sedangkan komite audit independen dan kompensasi bonus tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
Kata kunci : Manajemen Laba, Good Corporate Governance, Kompensasi Bonus