ABSTRAK
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung merupakan salah satu rumah sakit Islam yang bertempat di Kota Bandung, dimana rumah sakit Muhammadiyah Bandung memiliki 13 unit ruangan yang terdiri dari ruangan tindakan dan rawat inap. Layanan fasilitas dan aktivitas antar unit di Rumah Sakit Muhammadiyah saling berhubungan satu sama lain, salah satu aktivitas yang saling berhubungan satu sama lain adalah aktivitas pemindahan pasien dari Ruang UGD ke ruang rawat inap. Rumah sakit Muhammadiyah Bandung tidak memiliki alat bantu aktivitas pemindahan pasien sehingga menimbulkan risiko pada aktivitas pemindahan pasien, hal ini dibuktikan dengan hasil identifikasi risiko dengan menggunakan MAPO Indeks berjumlah 100% hal ini akan menimbulkan risiko MSDs yang dirasakan oleh perawat ketika melakukan aktivitas pemindahan pasien tersebut hal ini dibuktikan dengan kuisioner Nordic Body Map, berdasarkan hasil kuisioner Nordic Body Map didapatkan hasil 90% perawat merasakan sakit pada bagian pinggang, 70% pada punggung dan 67% pada lengan, paha dan lutut.
Dengan menggunakan metode pengembangan produk Ulrich-Eppinger melalui 4 fase yaitu perencanaan, pengembangan konsep, perancangan tingkatan sistem dan perancangan rinci, diharapkan dengan proses pengembangan produk ini dapat mengurangi risiko MSDs pada perawat ketika melakukan aktivitas pemindahan pasien.
Perancangan alat bantu aktfitas pemindahan pasien dilakukan dengan melakukan proses brainstorming dengan user atau dengan perawat dengan tujuan agar perancangan alat bantu aktivitas pemindahan pasien dapat sesuai dengan keinginan perawat dan dapat mengurangi risiko MSDs yang dirasakan perawat ketika melakukan aktivitas pemindahan pasien. Rekomendasi dari perancangan alat bantu aktivitas pemindahan pasien berupa alat bantu yang dapat meminimalkan risiko MSDs yang dirasakan perawat dilihat berdasarkan postur tubuh ketika menggunakan alat bantu tersebut.
Kata Kunci— Alat bantu aktivitas pemindahan pasien, MAPO Indeks, Ulrich-Eppinger, REBA, Rapid Entire Body Assesment, User Acceptance