Banyak orang memiliki kemungkinan menderita anemia atau bahkan sedang dalam
kondisi anemia namun tidak menyadarinya. Hal ini mungkin karena dampak-dampak awal
gejala anemia yang dianggap remeh atau mungkin karena tidak sempat memeriksakan diri
ke dokter. Anemia harus segera dicegah atau diatasi agar tidak semakin parah dan memberi
dampak yang fatal. Saat ini pendeteksian anemia banyak dilakukan melalui uji lab yang
bersifat invasive. Hal ini tentunya menyakiti saat pengambilan sample darah. Adapun cara
lain untuk mendeteksi anemia yang bersifat non-invasive, yaitu dengan melihat kemerahan
warna dari bagian dalam kelopak mata bawah. Apabila kemerahannya kurang dan terlihat
berwarna pucat maka itu berarti anemia. Cara seperti ini sudah banyak dilakukan oleh
praktisi kesehatan pada umumnya, namun dalam kenyataannya penilaian dengan cara
melihat seperti itu tentu bersifat subjektif karena kemampuan pengelihatan dan penilaian
setiap orang berbeda-beda.
Pada tugas akhir ini penulis akan melakukan analisis tentang hubungan antara
kemerahan warna kelopak mata dalam bagian bawah dengan jumlah hemoglobin darah pada
seseorang. Berdasarkan hasil analisis, kemudian dibuat suatu sistem pengukur kadar
hemoglobin darah melaui citra kelopak mata dalam bagian bawah berbasis pengolahan citra
digital.
Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa sistem dapat menghitung
jumlah hemoglobin dalam darah seseorang melalui citra kelopak mata dalam bagian bawah
dengan rata-rata akurasi sebesar 46,25%, serta dapat menentukan normal atau tidaknya kadar
hemoglobin yang terdapat dalam darah seseorang dengan rata-rata akurasi sebesar 83,75%.
Kata kunci : hemoglobin, korelasi, non-invasive.