ABSTRAK
ABSTRAK
Untuk mendukung layanan triple play, PT.Telkom mengganti seluruh jaringan akses tembaga ke jaringan akses fiber optik melalui proyek Trade In Trade Off (TITO) [6] yang bekerja sama dengan PT.Inti. Dengan akan digantinya seluruh jaringan akses tembaga ke optik, dipastikan untuk kedepannya PT.Telkom tidak lagi membangun jaringan akses baru berbasis tembaga. Selain itu, untuk teknologi jaringan akses fiber optik yang digunakan oleh PT.Telkom saat ini, khususnya Fiber to the Home (FTTH) yang menggunakan teknologi GPON ZTE, masih memiliki beberapa kekurangan pada sistem Fiber Termination Management (FTM) yang masih tradisional.
Dalam tugas akhir ini, dilakukan perancangan jaringan akses FTTH pada perangkat lunak menggunakan teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) Huawei untuk perumahan Pesona Ciwastra Village. Perancangan diawali dengan membuat jalur awal, lalu penentuan perangkat, spesifikasi, tata letak dan volume yang digunakan. Kemudian untuk kelayakan sistem di analisa dengan parameter Link Power Budget (LPB) dan Rise Time Budget (RTB), sedangkan untuk performansi sistem di analisa menggunakan parameter Signal to Noise Ratio (SNR) dan Bit Error Rate (BER). Serta dilakukan analisa kemampuan fungsi FTM non-tradisianal Huawei (iODN) pada perangkat Network Management System (NMS)-GPON Huawei.
Hasil analisa untuk jarak ONT terjauh, nilai downlink masing-masing parameter menghasilkan nilai Pr=-23.8683 dBm, rise time total sebesar 0.2514 ns dengan menggunakan pengkodean NRZ, SNR sebesar 32.91 dB dengan BER 4.0943 x ?10?^(-110), sedangkan pada uplink masing-masing parameter menghasilkan nilai Pr sebesar -23.9913 dBm, rise time total sebesar 0.25 ns dengan menggunakan pengkodean NRZ atau RZ, SNR pada 36.79 dB dengan BER 9.4477 x 10-264. Hasil ini menunjukkan link memenuhi kelayakan standard ITU-T yaitu pada batas Pr sebesar [-28 ; -8] dBm, SNR dengan batas minimal PT.Telkom yaitu 21.5 dB, dan nilai BER yang juga memenuhi standard BER untuk link optik maksimal 10-6 [3]. Kelayakan juga ditunjukkan pada hasil simulasi downlink dengan Pr sebesar -21,291 dan BER 2,0476 x 10-263, serta pada uplink, dengan Pr sebesar -21,512 dan BER 0. Analisa perangkat iODN menunjukkan tingkat efisiensi yang cukup signifikan dengan tidak lagi digunakan sistem pelabelan manual untuk inisialisasi kabel pada masing-masing port perangkat. Melalui sistem NMS-GPON Huawei yang telah memiliki GUI, dipastikan efisiensi waktu dalam alokasi gangguan akan lebih cepat karena akses informasi perangkat yang lebih mudah dan tidak memakan waktu banyak. Kemudahan inilah yang meningkatkan kesempurnaan nilai KPI terkait nilai waktu untuk MTTR, MTTI, dan GAUL.
Kata Kunci : Perancangan FTTH, GPON, Huawei, FTM, dan KPI.