Jumlah pengguna internet semakin meningkat di Indonesia. Melihat potensi ini, banyak bank di Indonesia yang semakin gencar untuk mempromosikan layanan perbankannya secara online yaitu dengan menggunakan media internet yang disebut dengan internet banking.
Penelitian ini menggunakan model penerimaan teknologi UTAUT dan menambahkan budaya Hofstede (MasculinityFeminine, Uncertainty Avoidance, Individualism, Power Distance) sebagai moderator. Selain itu menambahkan variabel user satisfaction, trust and privacy, cost and convenience ke dalam model UTAUT.
Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioer di Kota Medan dan Bandung Raya dengan jumlah 305 responden yang menggunakan internet banking. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Kuesioner dianalisis dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) yang diolah dengan software SmartPLS3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Utility Expectancy dan Effort Expectancy merupakan konstruk yang paling berpengaruh terhadap minat menggunakan internet banking (behavioral intention). (2) Moderator Culture Hofstede (Masculinity, Uncertainty Avoidance, Individualism, dan Power distance) tidak berpengaruh. (3) Behavioral Intention terhadap Use Behavior memiliki pengaruh yang paling signifikan di dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian, bank disarankan untuk memberikan spesifikasi pada user mengenai manfaat dan kemudahan yang diperoleh dengan menggunakan layanan internet banking bila dibandingkan dengan layanan perbankan lainnya. Bank juga harus meningkatkan fasilitas layanannya agar konsumen merasa puas dalam menggunakan internet banking.
Kata Kunci: Internet Banking, UTAUT, Culture