Indonesia dan Papua Nugini adalah dua negara yang berbeda latar budaya yang hidup berdampingan di satu pulau yaitu Papua dan Papua Nugini. Perbedaan bahasa antara Papua yang hanya mampu menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia dan Papua Nugini dengan 3 bahasa resminya hidup berdampingan pada sebuah perbatasan di distrik Sota tidak menghambat terjadinya interaksi satu sama lain contohnya kegiatan perdagangan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana pola komunikasi kedua warga yang berbeda negara ini walaupun dilatarbelakangi budaya yang sangat berbeda bahkan bahasa yang mereka gunakan sehari-hari.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi komunikasi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara dan observasi dengan jumlah informan sebanyak 12 yang merupakan 6 (enam) key informan dan 5 (lima) informan pendukung. Selain itu, data yang diperoleh akan diuji kebenarannya dengan metode triangulasi sumber dan teknik. Kemudian hasil data dianalisis dengan menggunakan reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu setelah diketahuinya aktivitas komunikasi dan komponen komunikasi maka ditemukan hubungan antarkomponen komunikasi yaitu tujuan komunikasi dengan participants, setting dengan participants. participants dengan bentuk pesan, dan tujuan peristiwa dengan urutan tindakan.. Adanya hubungan antar komponen komunikasi tersebut, maka dapat ditemukan pola komunikasi masyarakat lintas batas yaitu pola komunikasi masyarakat PNG sebagai penjual dengan masyarakat Distrik Sota dan pola komunikasi masyarakat PNG sebagai pembeli dengan masyarakat Distrik Sota. Dari dua pola komunikasi yang telah ditemukan, terdapat hubungan antara kedua pola tersebut yang akan menggambarkan pola komunikasi masyarakat lintas batas di perbatasan Indonesia-Papua Nugini.