Kinerja suatu jaringan akan sangat dipengaruhi oleh bentuk topologi dari jaringan tersebut. Bagi VANET, topologi jaringan adalah model mobilitas kendaraan yang menyusun jaringan VANET. Saat ini sudah banyak terdapat aplikasi navigasi baik itu yang dipasang pada gadget seperti Google Maps, Waze, dan Sygic, maupun aplikasi navigasi yang tertanam pada kendaraan. Dengan munculnya aplikasi-aplikasi tersebut banyak orang yang telah menggunakan layanan navigasi untuk menentukan rute tercepat untuk mencapai lokasi tujuan. Disamping itu penggunaan layanan navigasi ini akan terus meningkat. Penentuan rute dengan waktu tempuh terendah ini secara prinsip menggunakan skema penyeimbangan beban atau load balancing diantara ruas-ruas jalan. Dengan begitu dapat diasumsikan pada masa yang akan datang model mobilitas kendaraan akan sesuai dengan model mobilitas yang telah menggunakan skema pengimbangan beban.
Pada tugas akhir ini akan dibahas mengenai pengaruh model mobilitas yang telah menggunakan skema pengimbangan beban terhadap kinerja jaringan VANET. Terdapat tiga routing protocol yang digunakan dalam penelitian ini yaitu AODV, DSDV, dan ZRP. Selain itu juga akan diuraikan perbandingan kinerja routing dari masing-masing routing protocol yang digunakan dengan model mobilitas yang digunakan. Perancangan sistem simulasi terbagi menjadi dua subsistem yaitu subsistem mobilitas dan subsistem jaringan. Perancangan subsistem mobilitas dilakukang dengan menggunakan perangkat lunak VanetMobiSim 2.0. Sedangkan perancangan subsistem jaringan menggunakan perangkat lunak Network Simulator 2. Model mobilitas dibentuk sedemekian rupa sehingga dapat menggambarkan kondisi riil. Selain model mobilitas yang menggunakan skema pengimbangan beban dibentuk juga model mobilitas yang tidak menggunakan skema pengimbangan beban sebagai pembanding yang menggambarkan kondisi model mobilitas di lapangan saat ini. Selanjutnya kinerja jaringan diukur menggunakan hasil simulasi yang dihasilkan oleh Network Simulator 2. Metrik kinerja yang diukur diantaranya throughput, packet delivery ratio, dan end-to-end delay.
Dapat disimpulkan bahwa kinerja jarigan dengan menggunakan routing protocol AODV, DSDV, dan ZRP pada model mobilitas yang telah menggunakan skema pengimbangan beban cenderung menurun relatif terhadap jaringan dengan model mobilitas tanpa skema pengimbangan beban. Routing protocol teruji yang paling sesuai untuk model mobilitas yang telah dirancang adalah DSDV dengan menawarkan packet delivery ratio sebesar 51,8% dan end-to-end delay sebesar 9,3 ms pada model mobilitas tanpa skema pengimbangan beban dan packet delivery ratio sebesar 31% dan end-to-end delay sebesar 19,2 ms pada mobilitas dengan skema pengimbangan beban.