Perbankan sebagai lembaga yang melakukan penyaluran kredit memiliki risiko terbesar yang harus ditanggung berupa risiko kredit. Risiko kredit atau Non Performing Loan (NPL) mengakibatkan income pada bank berkurang. Bank Pembangunan Daerah (BPD) merupakan satu-satunya jenis bank yang tingkat kredit bermasalahnya terus mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi peningkatan NPL diantaranya Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Nilai tukar rupiah.
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari BPD. Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dan diperoleh 15 BPD yang disertakan dengan kurun waktu 4 tahun sehingga didapat 60 sampel diobservasi. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah regresi data panel dengan menggunakan software Eviews 8.0.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Nilai tukar rupiah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Non Performing Loan. Sedangkan secara parsial Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio tidak berpengaruh terhadap Non Performing Loan dan Nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap Non Performing Loan.
Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk dapat menekan NPL, BPD disarankan untuk membuat proyeksi NPL menggunakan prediksi nilai tukar rupiah selain itu BPD disarankan untuk meningkatkan kualitas kredit dan melakukan manajemen resiko yang lebih baik. Serta bagi regulator diharapkan dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Karena dengan stabilnya nilai tukar rupiah diharapkan dapat memperoleh proyeksi NPL yang rendah masa dimasa yang akan datang.