Perkembangan teknologi telekomunikasi, khususnya jaringan kabel semakin lama semakin berkembang pesat. Ini ditandai dengan berkembangnya layanan yang ditawarkan oleh operator yang meliputi voice, ADSL, Internet Protokol Television (IPTV), dan wifi. Untuk memenuhi kebutuhan bandwidth yang semakin besar dan mendukung Jakarta Free Cooper Project, PT.Telkom melakukan moderinasi jaringan akses Fiber To The Curb (FTTC) menggunakan perangkat Multi Service Access Node (MSAN) di seluruh wilayah Jabodetabek. Selain biaya yang lebih murah, modernisasi menggunakan perangkat Multi Service Access Node (MSAN) ini juga lebih ekonomis dan mendukung layanan Indihome yakni layanan Triple Play dari Telkom yang terdiri dari Telepon Rumah, Internet dan IPTV.
Dalam tugas akhir ini, peneliti merancang jaringan Fiber To The Curb (FTTC) menggunakan teknologi 10 Gigabit Capable Passive Optical Network (XGPON) dari STO Cempaka putih ke 7 MSAN yang akan dirancang dan mensimulasikannya menggunakan perangkat lunak dengan membuat jalur awal lalu penentuan perangkat, spesifikasi, tata letak dan volume yang digunakan. Kemudian untuk kelayakan sistem di analisa menggunakan parameter link power budget, sedangkan untuk performansi sistem di analisa dengan parameter BER (Bit Error Rate) dan akan dibandingkan dengan hasil percancangan apakah sistem yang telah dirancang layak atau tidak. Bandwidth yang digunakan dalam perancangan ini yaitu 10 Gbps untuk downstream dan 2.5 Gbps untuk upstream. serta akan dianalisis penggunaan ducting bersama sesuai dengan estetika dan keindahan tempat. Perbedaan Tugas Akhir ini dengan Tugas akhir yang sebelumnya adalah dengan menggunakan ducting dan juga dengan menggunakan teknologi 10 Gigabit Capable Passive Optical Network (XGPON).
Berdasarkan perhitungan kelayakan sistem untuk link power budget didapatkan nilai redaman terbesar untuk downstream bernilai 9,56 dB dengan nilai Prx sebesar -12,56 dBm. Sedangkan untuk upstream nilai redaman terbesar bernilai 10,2591 dB dengan nilai Prx sebesar -15,9591 dBm. Hasil perhitungan yang didapatkan masih berada di atas standar yang ditentukan oleh ITU-T dan PT. Telkom, yaitu sebesar -28 dBm. Sedangkan perhitungan kelayakan sistem untuk rise time budget, jenis pengkodean NRZ dan RZ dapat digunakan dalam perancangan ini. Pengkodean NRZ memiliki batas 70% dari kecepatan data yaitu 70 ps untuk downstream dan 35 ps untuk upstream. Pengkodean RZ memiliki batas 35% dari kecepatan data yaitu 280 ps untuk downstream dan 140 ps untuk upstream. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai tsystem sebesar 50 ps untuk upstream dan 49 ps downstream. Nilai tsystem downstream hanya memenuhi rise time budget NRZ, sedangkan nilai tsystem Upstream memenuhi rise time budget NRZ dan RZ. Berdasarkan hasil simulasi perancangan jaringan pada perangkat lunak Opti System dengan melihat nilai BER, kualitas transmisi perancangan ini baik. Nilai BER yang didapatkan pada simulasi adalah sebesar 3,729 x 10-99 untuk downstream dan mendekati nol (0) untuk upstream. Nilai ideal untuk bit error rate pada transmisi serat optik adalah 10-9.
Kata Kunci : FTTC, MSAN, LinkPower Budget, Rise Time Budget