Untuk menjadikan Kota Bandung sebagai kota kreatif salah satunya dengan program “Kampung Juara” yang diciptakan oleh Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung untuk melahirkan usaha-usaha hasil kreativitas masyarakat Kota Bandung. Usaha yang baru muncul dan sudah berjalan menjadikan persaingan industri kreatif menjadi ketat. Rencana strategi dan strategi alternatif menjadi pilihan bagi Monoponik yang bergerak dibidang inudstri kreatif untuk berkompetisi dengan kompetitor lain.
Tujuan dari penelitian ini menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman Monoponik sehingga tercipta suatu strategi alternatif sebagai strategi untuk bersaing dengan kompetitor.
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data primer didapatkan melalui wawancara dan data sekunder melalui studi pustaka, literatur, dan akses internet. Metode sampling menggunakan metode purposive sampling dengan 3 narasumber.
Hasil penelitian menunjukkan total skor IFE-Matrix sebesar 2.559 dan EFE-Matrix sebesar 2.55 serta hasil IE-Matrix memposisikan Monoponik pada kuadran sel V menjaga dan mempertahankan (Hold and Maintain) yang terdapat dua strategi alternatif yakni penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil analisis QSPM dengan total skor sebesar 6.71 yaitu strategi pengembangan produk adalah strategi alternatif yang tepat dan cocok untuk diterapkan pada Monoponik. Terdapat empat macam strategi hasil dari analisi SWOT untuk menunjang strategi pengembangan produk.
Monoponik selaku perusahaan yang bergerak dibidang industri kreatif membutuhkan strategi yang tepat untuk digunakan sebagai salah satu cara berkompetisi dengan kompetitor. Strategi alternatif bisa menjadi acuan untuk merancang strategi perusahaan.