PT XYZ adalah perusahaan yang berada di daerah Bandung yang bergerak di bidang farmasi khususnya pembuatan obat. Aktivitas produksi yang ada di PT XYZ memerlukan bahan baku maupun bahan kemas yang harus tersedia sebelum aktivitas produksi dimulai. Bahan kemas memiliki nilai penting dalam industri manufaktur obat karena menjadi pelindung untuk obat setelah mixing obat sampai dengan ditangan konsumen. Pentingnya bahan kemas membuat PT XYZ melakukan pembelian yang tidak terkendali untuk semua jenis bahan kemas sehingga menimbulkan overstock pada persediaan bahan kemas, dan PT XYZ belum memiliki kebijakan persediaan pada bahan kemas yang sesuai dengan perhitungan standar baku, sehingga menyebabkan total biaya persediaan menjadi sangat tinggi.
Kemasan obat terdapat tiga jenis yaitu primer, sekunder, dan tersier yang nantinya akan diklasifikasikan menggunakan analisis ABC. Bila dilihat berdasarkan pola permintaan obat yang selaras dengan kebutuhan bahan kemas secara independent maka memiliki pola yang bersifat probabilistik dengan lead time yang tetap setiap pemesanan. Sehingga diperlukan kebijakan persediaan bahan kemas primer, sekunder, dan tersier dengan menggunakan continuous review (s, Q).
Analisis ABC dilakukan untuk melihat penyerapan dana yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Selanjutnya seluruh bahan kemas dilakukan perhitungan dengan metode metode Continuous Review (s, Q) maka memberikan penurunan total biaya persediaan sebesar 91% atau sebesar Rp 191.538.531.
Dari hasil tersebut diperlukan penerapan kebijakan bahan kemas di PT XYZ Bandung dan juga selajutnya dilakukan perhitungan baku disetiap tahunnya agar dapat menurunkan total biaya persediaan di PT XYZ Bandung.
Kata Kunci – Overstock, Continuous Review (s, Q), lead time, probabilistik