Proyek infrastruktur nasional terus menjadi perhatian pemerintah. Hal tersebut membuat industri yang bergerak didalamnya menjadi menarik perhatian investor untuk berinvestasi pada perusahaan-perusahaan go public. Namun dalam berinvestasi terdapat resiko kesalahan mengidentifikasi harga saham. Untuk mengidentifikasi saham, perlu mengetahui nilai intrinsik saham yang dimaksud apakah menunjukkan harga benar atau harga yang tidak wajar. Maka dari itu cara yang paling umum digunakan adalah melakukan valuasi untuk memprediksi nilai saham yang akan dibeli.
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu, mengetahui harga saham tiap perusahaan sampel (sektor infrastruktur, utilitas & transportasi BEI) menggunakan metode valuasi Free Cash Flow to Equity (FCFE) dan dengan valuasi relatif menggunakan Price Earning Ratio (PER). Selain itu penelitian juga ingin mengetahui kondisi harga saham masing-masing perusahaan tergolong dalam kategori undervalued, fair valued atau overvalued berdasarkan hasil valuasi kedua metode. Jika sudah diketahui apakah saham tersebut undervalued, fairvalued atau overvalued, maka investor dapat lebih yakin untuk menentukan keputusan investasinya. Apakah sahamnya ingin dibeli, ditahan atau dijual.
Penelitian termasuk dalam penelitian deskriptif dan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan harga saham per akhir bulan masing-masing perusahaan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), dan juga laporan lain yang dipublikasi.
Kata kunci : saham, valuasi, Free Cash Flow to Equity, Price Earning Ratio