Rumah Sakit XYZ adalah rumah sakit Pemerintah Kota Bandung yang memiliki tugas pokok melaksanakan kewenangan dalam bidang pelayanan kesehatan Ibu dan Anak. Salah satu depot penyimpanan obat yang ada di Rumah Sakit XYZ adalah Depot Farmasi.
Depot farmasi merupakan depot yang bertanggung jawab melakukan pengadaan obat ke supplier dan mendistribusikannya pada depot lain yang ada di Rumah Sakit XYZ. Dalam mengelola persediaannya depot farmasi belum dilakukan dengan baik yang dibuktikan dengan kondisi stockout pada 122 SKU obat pada tahun 2015. Keadaan stockout berakibat pada kerugian berupa lost sales.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberikan usulan kebijakan persediaan obat yang diharapkan dapat meningkatkan service level dari depot farmasi Rumah Sakit XYZ. Kebijakan persediaan usulan berupa periodic review system yang didapatkan menggunakan metode joint replenishment. Metode ini digunakan karena obat yang ada di depot farmasi dipasok oleh beberapa supplier, dimana satu supplier dapat memasok lebih dari satu jenis obat pada satu kali pemesanan. Sebelum dilakukan perhitungan kebijakan persediaan, obat-obat yang ada pada depot farmasi diklasifikasikan berdasarkan analisis ABC dan Klasifikasi VED. Pengklasifikasian ini menghasilkan dua kelompok obat yaitu Prioritas I dan Prioritas II, dimana penelitian ini hanya berfokus pada obat yang berada pada Prioritas I. Adapun hasil dari penelitian ini adalah kebijakan berupa interval review, reorder point, safety stock, dan, maximum inventory level.
Hasil perhitungan menunjukan peningkatan service level dari 92.93% pada kondisi existing, menjadi 96.61%. Hasil perhitungan kebijakan pada penelitian ini juga mengurangi total biaya persediaan dari kondisi aktual sebesar Rp 23,478,181.41, menjadi Rp 14,064,199.12.