Perum Bulog merupakan lembaga non-struktural yang dibentuk untuk melengkapi jaringan distribusi subsidi produsen pangan dan melakukan pengendalian persediaan beras, distribusi beras, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penelitian ini difokuskan kepada keterlambatan pengiriman beras dari mitra yang dimiliki Perum Bulog menuju setiap gudang yang juga menyebabkan tidak tercapainya target pengiriman beras dari gudang menuju setiap wilayah.
Perhitungan biaya distribusi existing pada tahun 2015 sebesar Rp 745.595.107.979,-. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode Distribution Requirement Planning (DRP), didapatkan total biaya distribusi sebesar Rp 386.911.382.135,- sehingga menghemat pengeluaran sebanyak 53%.
Tahap selanjutnya adalah mengelompokkan mitra berdasarkan model transportasi yang dilakukan dengan menggunakan metode Northwest Corner (NWC), Least Cost (LC), dan Vogel Approximation Method (VAM) pada tahun 2015. Setelah mendapatkan total jarak sebesar 21.328.763, dilakukan pengoptimalan jarak dengan menggunakan metode Modified Distribution (MODI) yang menghasilkan total jarak sebesar 20.434.711.
Tahap perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi usulan pada tahun 2016 didapatkan dengan menggunakan metode DRP, yang menghasilkan pengeluaran total biaya distribusi sebesar Rp 448.272.038.597,-. Langkah berikutnya mengelompokkan mitra untuk tahun 2016 dengan menggunakan model transportasi. Model transportasi yang digunakan sama dengan tahun 2015 dan menghasilkan total jarak 22.751.782 dengan mengunakan metode VAM dan dioptimalkan dengan menggunakan metode MODI menghasilkan total jarak 22.047.898.
Peningkatan total biaya distribusi dan total jarak pada tahun 2016 disebabkan adanya peningkatan permintaan yang diterima oleh Perum Bulog seperti yang telah diramalkan dengan menggunakan metode peramalan.
Kata kunci: Perum Bulog, DRP, Model transportasi