Sampai saat ini, teknologi
Universal Mobile
Telecommunication System (UMTS)
operator di Indonesia memakai alokasi frekuensi 2100 MHz, dengan lebar Bandwidth yang
di tawarkan pada frekuensi tersebut sebesar 60 MHz. Di Indonesia diprediksi akan mulai
terjadi penurunan pelanggan / traffic suara di GSM
900 MHz pada tahun 2014. Kondisi ini
diakibatkan sudah mulai dominan perangkat atau handset yang mendukung layanan 3G dan
mulai berkurangnya handset yang hanya mendukung layanan 2G GSM
, s
erta dalam
penggunaan frekuensi 2100 Mhz, teknologi UMTS memiliki ket
erbatasan
coverage
dari
Node B yang tidak cocok digunakan untuk daerah suburban, dan daerah rural, sedangkan
untuk daerah urban, meningkatnya jumlah user dan bertambahnya luas daerah, dibutuhkan
perencanaan site baru agar dapat mengakomodasi hal tersebut.
Untuk mengatasi masalah
ini, di butuhkannya perencanaan teknologi UMTS
memakai alokasi frekuensi 900 MHz.
Pada tugas akhir ini dibahas tentang perencanaan jaringan UMTS pada frekuensi
900 MHz di kota Bandung, yang meliputi proses
refarming
jaringan 3G UMT
S pada
frekuensi 2100 MHz ke
frekuensi 900 MHz
, perhitungan link budget, perhitungan
kebutuhan trafik, perhitungan radius Node B, serta simulasi kualitas sinyal berdasarkan
coverage. Dalam proses penyusunan tugas akhir ini dikumpulkan data seperti : Kondis
i
geografis, jumlah penduduk, serta data existing salah satu operator
Tugas akhir ini diharapkan akan menghasilkan analisis perencanaan jaringan 3G
UMTS di frekuensi 900 MHz di Kota Bandung dan strategi
refarming
agar menjadi acuan
untuk penerapan jaringa
n 3G UMTS frekuensi 900 MHz di Indonesia. UMTS, coverage , refarming , existing, link budget