Suatu proses produksi terkait erat dengan dua jenis waktu, yaitu
touch time dan
throughput time
Pengurangan waktu set up akan berdampak pada pengurangan
dimana hal ini akan membuat perusahaan menjadi lebih responsif / lebih cepat dalam melayani
jumlah dan variasi dari permintaan konsumen. PT. Kanebo Tomen Synthetic Mills (PT. KTSM)
adalah perusahaan yang bergerak dalam industri tekstil. Perusahaan ini mengolah bahan baku
berupa kapas dan polyester menjadi suatu produk jadi berupa kain polos maupun bercorak.
Dalam proses produksinya, perusahaan ini memiliki tiga buah departemen, yaitu Departemen
. Waktu set up adalah salah satu elemen waktu yang terdapat di dalamnya.touch time dan throughput time,
Spinning,Weaving
PT. KTSM yang pada saat ini mengalami masalah dengan lamanya waktu set up pada proses
produksinya. Terdapat beberapa stasiun kerja yang mengalami masalah tersebut, yaitu : stasiun
kerja Warping, Sizing, Leasing, Reaching, Air Jet Loom ( AJL ), Toyota, Loom Shuttle dan
Inspecting. Lamanya waktu set up untuk masing-masing stasiun kerja tersebut sangat bervariasi
dimana waktu set up terlama terjadi di stasiun kerja AJL, yaitu selama 1-3 jam. Terdapat 3
macam proses set up pada stasiun kerja AJL, yaitu : proses
pergantian jenis dari plat ke plat dan proses pergantian jenis dari plat ke twill / sebaliknya.
Proses set up yang paling sering dilakukan adalah proses
tersebut, maka dirasakan perlu untuk dilakukan penelitian dengan harapan bisa memberikan
suatu usulan rancangan proses set up
mesin tenun yang dapat mengurangi waktu set up di stasiun kerja AJL pada proses set up
sehingga perusahaan dapat lebih cepat dalam melayani permintaan konsumen. Metode yang
akan digunakan, yaitu :
dan Finishing. Departemen Weaving merupakan salah satu departemen ditying atau penyambungan, prosestying. Dengan melihat kondisitying, peralatan tying dan bagian-bagian ( parts ) daritying,Single Minute Exchange of Dies ( SMED ).
Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan studi pendahuluan dan pengamatan
terhadap sistem kerja yang ada guna mengidentifikasi sistem kerja secara keseluruhan.
Kemudian dilanjutkan dengan penerapan kelima langkah dari metode SMED, yaitu :
pengukuran dan analisis waktu proses set up
existing
tying existing, pemisahan proses set up tyingmenjadi set up tying internal dan eksternal, pengubahan sebanyak mungkin set up tying
internal menjadi set up
perbaikan dan pendokumentasian set up
terakhir adalah melakukan analisis terhadap usulan rancangan baik dari segi waktu, kegiatan
dan peralatan yang digunakan.
Perbandingan waktu proses set up
dengan proses set up
tying eksternal, streamlining set up tying internal dan eksternaltying internal dan eksternal perbaikan. Langkahtying antara proses set up tying existing ( awal )tying usulan rancangan ( perbaikan ) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Waktu Proses Set Up
Existing
( awal ) ( perbaikan ) ( detik / menit )
TyingUsulan Rancangan
Internal Setup
(detik/menit) 3.606,92 / 60,12 1.600 / 26,67 2.006,92 / 33,45
External Setup
(detik/menit) 273.50 / 4,56 931,50 / 15,53 658 / 10,97
Total waktu keseluruhan
( detik / menit )
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan SMED dapat mengurangi
waktu proses set up
membuat perusahaan menjadi lebih cepat dalam melayani permintaan konsumen,
meningkatkan produktifitas dan efisiensi perusahaan, meningkatkan
3.880,42 / 64,67 2.531,50 / 42,19 1.348,92 / 22,48tying, waktu downtime mesin serta touch time dan throughput time,income dan cash flow
perusahaan apabila dilihat dalam suatu selang waktu tertentu, meningkatkan profitabilitas
(
profitability ) perusahaan, meningkatkan daya saing perusahaan dan mengurangi total cost
yang dihasilkan perusahaan.
-