PT.Pos Indonesia memiliki jaringan handal, terdapat 4000 kantor pos yang tersebar di
seluruh Indonesia. 4000 kantor pos tersebut di cakup oleh 190 kantor pos pemeriksa. Pos Indonesia
menyediakan 9 layanan bisnis, salah satunya layanan Bisnis Keuangan.Produk Biskug diantaranya
Wesel Pos, Giro Pos, SOPP, tabungan dan keagenan. Bisnis Keuangan memberikan andil kurang
lebih 14-17% bagi pendapatan yang diterima perusahaan. Untuk terus mampu menjaga dan
meningkatkan kinerja Bisnis Keuangan membutuhkan suatu strategi untuk meningkatkan
profitabilitas. Dalam kondisi real, perhitungan profitabilitas menjadi kendala bagi bagian Operasi
Biskug dikarenakan kebijakan biaya yang diterapkan serta sebagian besar biaya berupa biaya
gabungan seluruh layanan pos. Kendala lainnya ialah banyaknya jumlah produk Biskug dan jumlah
kantor pos, sehingga membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk perhitungan profitabilitas,
padahal manajer operasi (sebagai
suatu sistem yang mampu memberikan informasi profitabilitas sebagai pendukung keputusan
upaya peningkatan profitabilitas Bisnis Keuangan.
Sistem Pendukung Keputusan Profitabilitas unit Bisnis Keuangan memiliki tiga komponen
yaitu sub sistem basis data, sub sistem basis model dan sub sistem basis dialog. Ketiga komponen
tersebut saling berinteraksi untuk mampu menghasilkan output berupa rasio profitabilitas dalam
bentuk
pemakaian sumber daya. Tidak semua item biaya yang terdapat dalam laporan keuangan memiliki
keterkaitan dengan Biskug, oleh karena itu dilakukan penentuan biaya yang relevan dengan
Biskug. Dalam suatu kantor pos, biaya dikonsumsi oleh keseluruhan layanan sehingga perlu
dilakukan pendistribusian biaya gabungan menjadi biaya Bisnis Keuangan. Pendistribusian biaya
dengan menggunakan pendekatan berdasarkan
biaya terdistribusi untuk Biskug maka dilakukan perhitungan profitabilitas. Pemodelan yang
digunakan ada tiga macam yaitu model pengelompokan biaya, model pengalokasian biaya dan
model perhitungan. Model-model tersebut dikelola oleh sub sistem basis model. Setiap data yang
masuk dalam pengolahan serta informasi output disimpan dan dikelola oleh sub sistem basis data.
Apabila sub sistem basis data dan basis model telah dirancang, maka dilakukan perancangan sub
sistem basis dialog sebagai pengkomunikasi sistem dengan
Dari hasil pengembangan model, diketahui bahwa kriteria yang digunakan untuk alokasi
biaya adalah data pegawai, data peralatan, data gedung & kantor, data transaksi, data kerugian.
Perancangan komponen SPK dengan metode