Persaingan yang sangat ketat menuntut para pengelola bisnis untuk dapat terus bertahan dan melakukan efisiensi dalam aktifitas bisnisnya. Inventori menjadi suatu aktivitas yang mendapat perhatian lebih dalam suatu perusahaan, karena aktivitas ini cukup memberikan cost yang tinggi apabila tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu perusahaan yang berhasil mengelola inventorinya adalah perusahaan yang bisa bersaing dalam era perasaingan yang sangat ketat seperti sekarang ini. Biaya inventori tidak hanya ada pada sisi Supplier akan tetapi ditingkat wholeseler sampai retiler hingga barang tersebut dapat diterima konsumen disana pasti ada cost yang dikeluarkan, oleh karena itu perlu ada pengelolaan yang baik yang biasa dikenal dengan Supply Chain Management. Pada saat ini PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company masih melakukan cara tradisional untuk mengelola aktivitas Supply chain-nya. Hal ini masih terjadi karena aktivitas hubungan supllier dan retailer masih berjalan kurang baik.
Teknologi internet sudah hampir menjadi komponen yang wajib untuk setiap perusahaan yang ingin tetap dapat bersaing. Teknologi internet telah digunakan sebagai sarana informasi sampai kegiatan e-bussines pun telah dilakukan. Sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi kondisi seperti diatas maka teknologi internet disertakan dalam pengelolaan supply chain terutama untuk sebagai alat bantu untuk dapat menerapkan strategi dalam supply chain yaitu melakukan patnership dengan menggunakan strategi Quick Response Logistic yang memungkinkan lebih efektifnya proses order dan sharing data antara semua komponen supply chain.
Kelebihan kelebihan yang bisa didapat dari penerapan strategi partnership dan system informasi sebagai tools pendukungnya adalah pertama, dapat memberikan keunggulan dari sisi lead time. Dalam manajemen supply chain yang menjadi hal penting adalah lead time, hal ini sangat berkaitan erat dengan waktu, diamana dalam manajemen supply chain waktu merupakan cost atau keuntungan, atau parameter tinggi rendahnya tingkat layanan yang diberikan. Kedua, keunggulan dalam forecating. Dengan menerapkan strategi patnership error dalam forecsting yang kebanyakan terjadi karena penggandaan forecasting dapat dieliminasi karena dengan adanya hubungan yang baik serta keterikatan yang saling menguntukan antar komponen supply chain maka memungkinkan untuk terjadinya single forecasting, dimana data POS (Point of sales) dapat digunakan bersama oleh setiap level dengan adanya kemampuan sistem informasi yang terintegrasi. Ketiga, dapat memberikan keunggulan dalam koordinasi. Dengan adanya patnership yang baik maka informasi dan koordinasi mengenai feed back dari peroduk yang telah ada dipasar akan semakin cepat dan akurat, sehingga waktu untuk menyiapkan dan memperbaiki produk akan lebih cepat dan tepat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Supply Chain, Strategi Patnership, Quick Response Logistic, Sistem Informasi