Kenaikan harga BBM menjadi isu yang sangat penting dewasa ini di Indonesia.
Minyak Tanah di Indonesia yang selama ini di subsidi menjadi beban yang sangat berat bagi
pemerintah Indonesia karena nilai subsidinya meningkat pesat semenjak kenaikan harga
minyak dunia. Selain itu pemerintah juga dihadapkan kepada kurangnya pasokan energi (BBM)
yang cadangannya semakin menipis sementara kebutuhan semakin meningkat. Beruntung,
Indonesia memiliki sumber daya energi alternatif yang cukup berlimpah. Indonesia masih
memiliki batubara yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan mempunyai cadangan untuk
selama lebih kurang 150 tahun. Oleh sebab itu, pemerintah menghimbau masyarakat untuk
menggunakan batubara sebagai bahan bakar alternatif. Briket batubara adalah salah satu bahan
bakar alternatif sebagai pengganti minyak tanah. Selain harganya yang murah, kualitasnya tidak
kalah dari BBM dan juga ramah terhadap lingkungan. Usaha pembuatan briket batubara
memiliki prospek yang sangat bagus dalam tahun-tahun yang akan datang karena adanya
fenomena tersebut diatas. PT Gamshi Sejahtera melihat peluang tersebut dan berencana untuk
membangun sebuah pabrik pembuatan briket batubara yang berlokasi di Situbondo. Area
pemasaran briket batubara ini adalah di provinsi Jawa Timur terutama bagian timur. Jika dilihat
dari segi teknis, pasar serta segi finansialnya, apakah usaha ini layak untuk dijalankan?Apakah
pabrik ini layak untuk dibangun?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dilakukan suatu studi kelayakan bisnis.
Langkah pertama adalah menganalisa pasar potensial, pasar tersedia dan pasar sasaran, dengan
menggunakan data sekunder dari Puslitbang tekMIRA dan BPS. Selanjutnya data mengenai
pasar sasaran tersebut dijadikan dasar dalam pengolahan dan analisa data aspek teknis berupa
kapasitas produksi, spesifikasi teknis produksi dan biaya-biaya dalam proses investasi ini. Hasil
dari aspek pasar dan aspek teknis ini akan menjadi input data bagi perhitungan aspek finansial.
Salah satu perhitungan dalam aspek finansial adalah kriteria kelayakan berupa perhitungan Net
Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR) dan Payback Period (PBP). Hasil dari ketiga
metode perhitungan ini akan menjadi dasar utama dalam pengambilan keputusan bisnis apakah
investasi ini masih layak atau tidak untuk dijalankan. Selain dari hasil kriteria kelayakan itu,
patut juga diperhitungkan sensitivitas dan resiko dari investasi ini.
Proses pengolahan dan analisa data aspek pasar, teknis dan finansial menunjukkan hasil
kriteria kelayakan dengan MARR 20% dengan hasil nilai NPV-nya sebesar Rp. 4.994.015.646,
IRR sebesar 63% dan PBP selama 1.96 tahun. Kemudian dari hasil pengujian sensitivitas pada
perubahan demand, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead dan biaya investasi
serta harga jual produk diperoleh kesimpulan bahwa investasi ini tidak sensitif pada perubahan
sebesar 20%.Penambahan resiko sebesar 5% pun juga menunjukkan bahwa usaha ini masih
tetap layak. Sehingga dengan hasil kriteria kelayakan tersebut serta hasil perhitungan
sensitifitas dan resiko maka dapat disimpulkan bahwa investasi ini masih layak untuk
dijalankan. batubara, briket, pasar, finansial, kelayakan.