PT Lafarge Roofing Indonesia merupakan salah satu divisi dari Group Lafarge yang
menguasai mayoritas pasar di Amerika, Eropa, dan Asia. Perusahaan ini merupakan perusahaan
yang bergerak di bidang manufaktur bahan bangunan terutama genteng. Sebagai perusahaan
manufaktur, PT Lafarge Roofing selalu dihadapkan dengan adanya produk cacat sebesar 5 %
dari kapasitas produksi, sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian kualitas untuk mengurangi
atau menghilangkan produk cacat tersebut.
Berangkat dari hal diatas maka peneliti mencoba mengendalikan timbulnya produk cacat
yang terjadi dengan salah satu metode pengendalian kualitas yaitu Six Sigma. Six Sigma
merupakan suatu metode pengendalian kualitas yang sistematis, ilmiah dan setiap keputusan
didasarkan kepada fakta dan data. Prinsip utama Six Sigma adalah mencapai kesempurnaan (3,4
DPMO) dengan mengendalikan proses-proses yang terjadi. Adapun tahapan-tahapan dalam
implementasi Six Sigma adalah Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC). Tapi
pada penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap Improve. Pada tahap define dilakukan
identifikasi terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas produk genteng Elabana
dan perlu dilakukan proses perbaikan. Kemudian pada tahap measure dilakukan pengukuran
performansi kualitas pada tingkat output dan tingkat proses. Setelah kondisi eksisting terukur,
maka dilanjutkan dengan tahapan selanjutnya yaitu Analyze dimana pada tahap ini akan dilakukan
identifikasi sumber-sumber dan akar penyebab timbulnya masalah kualitas pada produk genteng
Elabana serta analisis stabilitas dan kapabilitas proses. Dan pada tahap improve akan diberikan
usulan perbaikan proses untuk meminimasi timbulnya cacat pada produk genteng Elabana.
Nilai sigma dan DPMO yang dihasilkan menunjukkan COPQ yang dialami oleh perusahaan
dimana nilai COPQ-nya adalah 25 – 40% dari penjualan.Hasil DPMO dan kapabilitas Sigma
yang didapat masih jauh dari tujuan metode six sigma yang diharapkan mampu menghasilkan 3,4
DPMO dan 6 sigma (zero defect). Sehingga dengan hasil tersebut diperlukan adanya perbaikan
yang berkelanjutan dan pengendalian kualitas produk genteng Elabana di PT Lafarge Roofing
Indonesia secara kontinyu. genteng, cacat, DPMO Sigma, Critical to Quality (CTQ), CTQ potensial