Dewasa ini kita telah melihat bahwa sarana telekomunikasi telah menjadi bagian
dari gaya hidup masyarakat. Semuanya berawal dari munculnya kebutuhan manusia
untuk semakin meringkas dimensi jarak dan waktu. Kebutuhan akan sistem komunikasi
pada masyarakat telah menjadi suatu hal yang sangat penting. Tetapi sayangnya tidak
semua daerah dapat menikmati teknologi-teknologi telekomunikasi tersebut. Masih
terdapat daerah-daerah yang belum terjangkau oleh infrastruktur telekomunikasi atau
yang biasa dikenal dengan blank spot.
Daerah blank spot pada tugas akhir ini disebabkan karena tidak terjangkaunya
sistem telekomunikasi pada daerah tertentu yang dikarenakan masih kurangnya
infrastruktur telekomunikasi yang ada. Penentuan daerah blank spot menggunakan Model
Propagasi Okumura-Hatta untuk mendapatkan luas jangkauan dari pemancar.
Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat sistem informasi yang dapat
menjawab pertanyaan tentang daerah mana saja yang blank spot karena tidak terjangkau
oleh sistem telekomunikasi dan penentuan teknologi yang sesuai untuk
diimplementasikan pada daerah-daerah blank spot tersebut. Sistem informasi yang
digunakan pada tugas akhir ini berbasis SIG. SIG merupakan alat yang digunakan untuk
menyimpan, menampilkan, menganalisa, dan memanipulasi informasi geografis,
sehingga penentuan daerah blank spot serta analisa teknologi yang sesuai untuk
menghilangkan blank spot khususnya di Jawa Timur akan diketahui dengan cepat.
Hasil penelitian menunjukkan masih banyak didapatkan daerah blank spot di
kabupaten Malang, Blitar, dan Kediri, yaitu sebanyak 614 desa. Yang disebabkan karena
hanya terdapat 12 BTS dan 2 repeater yang meng-cover daerah tersebut. Untuk
menghilangkan daerah blank spot di 3 kabupaten tersebut, maka diusulkan penambahan
18 BTS dan 1 repeater. GIS, blank spot, BTS, GSM, coverage area, Okumura-Hatta.