Perancangan Sistem Informasi Geografis Monitoring Otonomi Daerah di Bappenas.

Reezha Alvha Guntara

Informasi Dasar

100 kali
112020173
658.501
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

Pembangunan merupakan tindakan yang memerlukan perencanaan secara matang, bertahap dan berkesinambungan. Bappenas selaku badan pemerintah yang tugasnya merencanakan dan membangun daerah-daerah secara nasional, tentu tidak akan secara sembarangan melakukan pola pembangunan. Memasuki era otonomi daerah, pelaksanaan pembangunan tidak lagi dilakukan pemerintah pusat, melainkan oleh pemerintah daerah. Karena itu, Bappenas membutuhkan suatu sistem informasi yang dapat mendukung kinerja manajemen Bappenas agar lebih terarah dalam melakukan penentuan, pengawasan dan evaluasi pembangunan-pembangunan di daerah menuju tercapainya sistem otonomi daerah yang baik.. Dalam perancangan sistem informasi ini, sistem informasi yang digunakan adalah sistem informasi geografis yang mampu menyimpan data, menganalisis dan menampilkannya dalam visual geografis. Kemampuan sistem infomasi geografis yang meliputi data spasial dan non spasial bisa mempermudah manajemen Bappenas dalam mengawasi jalannya otonomi daerah yang berorientasi pemetaan. Sehingga manajemen Bappenas lebih mudah dalam melihat dan menilai perkembangan otonomi di daerah.
Perancangan sistem informasi geografis sistem otonomi daerah ini memerlukan data spasial berupa peta dasar Jawa Barat dan data non spasial dari staff Bappenas berupa jumlah pegawai, jumlah pendapatan daerah, belanja daerah, jumlah instansi, jumlah penduduk dan juga luas wilayah per kabupaten. Output yang diinginkan berupa peta existing Jawa Barat beserta visualisasi wilayah dengan pewarnaan yang berbeda sesuai ranking yang dimiliki kabupatenkabupaten yang ada di Jawa Barat. Dengan sistem ini, daerah-daerah yang sudah berhasil melaksanakan otonomi daerah atau tidak, akan lebih mudah dikenali dan dipelajari karena sifat sistem informasi geografis yang dapat menampilkan data dalam bentuk peta tematik sesuai kebutuhan. Visualisasi data non spasial (atau bisa juga di sebut data atribut) ini dapat ditampilkan bersama data spasialnya, sehingga pengambilan keputusan manajemen Bappenas pun dapat berlangsung lebih efektif.
Dibandingkan dengan sistem yang lama berupa sistem informasi manajemen, sistem informasi geografis ini terlihat lebih baik dan lebih praktis. Karena outputnya menampilkan peta wilayah otonomi daerah beserta tematiknya dengan pewarnaan sesuai rangking, sehingga manajemen Bappenas dapat lebih terbayang atas wilayah otonomi daerah yang tidak, sedang, dan sudah berkembang dengan baik berdasarkan analisis ruang dan waktu. Dan dapat melihat perkembangannya setiap tahun.
Sistem Informasi Geografis, Bappenas, Otonomi Daerah, Jawa Barat

Subjek

INDUSTRIAL
 

Katalog

Perancangan Sistem Informasi Geografis Monitoring Otonomi Daerah di Bappenas.
 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

Reezha Alvha Guntara
Perorangan
CHRISTANTO TRIWIBISONO, MURAHARTAWATY
 

Penerbit

Universitas Telkom, S1 Teknik Industri
Bandung
2008

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini