USULAN PROSES PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DI POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG

IRWAN WIDI A.

Informasi Dasar

104 kali
112020183
658.5
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG (Polman Bandung) adalah institusi pendidikan Diploma negeri pertama di Indonesia yang dulu bernama Politeknik Mekanik Swiss (PMS-ITB). Selain bergerak dibidang pendidikan, Polman juga bergerak dibidang industri manufakturing (Production based education).
Dalam memproduksi suatu produk, Polman memiliki beberapa Departemen diantaranya Departemen Pengecoran Logam yang mampu membuat komponen coran berkualitas yang handal bagi industri secara luas, seperti industri otomotif, manufaktur, pertambangan, dan alat berat. Saat ini Departemen Pengecoran Logam sering dihadapkan dengan terlalu besarnya produk cacat yang terjadi. Salah satu diantaranya adalah produk Pintle Chain 710 K2 yang memiliki data defect paling tinggi (rata-rata 59,53 % per bulan pada tahun 2006), sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian kualitas untuk mengurangi atau menghilangkan produk cacat yang terjadi.
Berawal dari adanya keinginan Departemen Pengecoran Logam untuk mengurangi produk cacat (mengurangi tingkat kegagalan sampai 5%), ingin dikaji bagaimana mengendalikan dan meningkatkan kualitas produk yang lebih baik, dengan mengurangi jumlah produk cacat yang banyak terjadi.
Untuk mengendalikan dan meningkatkan kualitas tersebut maka akan diteliti penerapan metode Six Sigma. Melalui penerapan metode ini diharapkan dapat mengurangi produk cacat yang terjadi. Six Sigma marupakan suatu metode pengendalian kualitas yang sistematis, ilmiah, dan setiap keputusan didasarkan kepada data dan fakta.
Dalam Six Sigma dikenal ada lima tahap dalam pemecahan masalah, yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC) tapi pada penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap Improve. Tahap pertama, yaitu tahap define meliputi mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas produk Pintle Chain 710 K2 dan perlu dilakukan proses perbaikan. Tahap kedua yaitu tahap measure meliputi pengukuran performansi kualitas pada tingkat output sehingga kondisi eksisting terukur. Tahap selanjutnya adalah menuju ke tahap Analyze dimana pada tahap ini akan dilakukan identifikasi akar penyebab timbulnya masalah kualitas pada produk Pintle Chain 710 K2 serta analisis stabilitas dan kapabilitas proses. Dan pada tahap improve akan diberikan usulan perbaikan proses untuk meminimasi timbunya cacat pada Pintle Chain 710 K2.
Berdasarkan hasil analisis yang berdasar pada data pengukuran kualitas pada bulan April sampai dengan Desember 2006, maka disimpulkan bahwa yang menjadi penyebab cacat potensial adalah cacat shrinkage, uncomplete, core defect, sand defect, dan dimension defect. Selain itu hasil analisis menunjukan bahwa nilai Defect Per Million Opportunity (DPMO) sebesar 97578 dan nilai Kapabilitas Sigma sebesar 2,8 sigma.
Hasil diatas masih jauh dari tujuan metode Six Sigma, yang diharapkan mampu menghasilkan 3,4 DPMO dan 6 Sigma (zero defect). Sehingga dengan penerapan metode Six Sigma akan diajukan beberapa upaya perbaikan yaitu adanya standar prosedur terhadap proses yang terjadi dan inspeksi yang disertai pencatatan (dokumentasi) pada setiap stasiun kerja yang mengacu pada standar proses, standar mutu, dan standar keterampilan pegawai.
Defect, DPMO, Sigma, Zero defect

Subjek

PRODUCT
 

Katalog

USULAN PROSES PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DI POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

IRWAN WIDI A.
Perorangan
SRI WIDANINGRUM
 

Penerbit

Universitas Telkom, S1 Teknik Industri
Bandung
2007

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini