Bisnis utama perusahaan seluler adalah sebagai service provider di bidang
telekomunikasi seluler atau pemenuhan jasa telekomunikasi seluler. Hal ini menyebabkan
perusahaan seluler lebih fokus pada pemenuhan jasa, sedangkan untuk pembuatan infrastuktur
jaringan fisiknya, perusahaan lebih memilih melakukan outsourcing kepada vendor dan
kontraktor yang bergerak di bidang civil engineering. Salah satu cara peningkatan layanan yang
dilakukan operator adalah dengan memperbaharui teknologi telekomunikasi yang digunakan. Saat
ini, operator seluler di Indonesia sedang menuju teknologi 3G. Operator seluler segera melakukan
persiapan dan pembangun jaringan Node B yang baru atau meng-upgrade jaringan BTS eksisting
agar pelanggan operator tersebut dapat menikmati layanan 3G. Hal in dikarenakan pelanggan
operator selular hanya dapat menggunakan teknologi 3G apabila berada pada daerah layanan
Node B.
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah sistem informasi geografis yang
dapat menentukan dan menampilkan lokasi pembangunan Node B dengan memperhatikan
kondisi geografis serta merancang sebuah sistem informasi gografis yang dapat menampilkan
coverage area Node B dengan memperhatikan spesifikasi perangkat dan site propertis yang akan
digunakan. Sistem informasi yang digunakan berbasis GIS. Fungsi GIS yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu proses pencarian lokasi koordinat dummy dengan memperhatikan kondisi
geografis disekitarnya, proses pembuatan radius Node B, proses pembuatan peta tematik untuk
path loss agar user lebih mudah memahami kondisi path loss di dalam coverage area Node B dan
proses pembuatan peta prisma Node B dan bangunan dalam bentuk 3 dimensi agar user lebih
mudah dalam menganalsis kondisi Node B dan bangunan disekitarnya.
Penentuan lokasi pembangunan Node B dilakukan dengan memperhatikan beberapa
analisis terlebih dahulu. Analisis yang dilakukan yaitu : [1] analisis aspek geografis dilakukan
untuk menentukan apakah Node B berada di atas jalan, bangunan, sungai, atau rel kereta api, [2]
analisis Link Budget dilakukan untuk mengetahui path loss maksimum yang diperbolehkan /
Maximum Available Path Loss (MAPL) dengan memperhatikan spesifikasi perangkat yang akan
digunakan, [3] analisis coverage area yang didapatkan dari perhitungan model propagasi
COST-231(welfish-ikegami).
Aplikasi ini dapat menampilkan lokasi Node B beserta coverage areanya dengan
memperhatikan spesifikasi perangkat, site propertis dan kondisi geografis seperti lokasi jalan,
lokasi bangunan, lokasi sungai, lokasi rel kereta api, tinggi bangunan dan kontur bumi. Beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya antara lain aplikasi SIG ini dapat
menggunakan peta daerah lain dengan data-data geografis yang lebih lengkap, dan penambahan
data geografis letak dan ketinggian pohon karena dapat menjadi penghalang (obstacle),
serta penelitian selanjutnya dapat menggunakan analisa trafik dan analisa LOS sebagai
pembanding. 3G, Node B, koordinat dummy, GIS, Link Budget, Maximum Available Path