Saat ini televisi bukan hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tapi bagi sebagian
orang televisi merupakan suatu media untuk memperoleh informasi. Oleh karena itu menonton
televisi sudah menjadi suatu kebutuhan. Dengan banyaknya bermunculan operator televisi
berlangganan, maka semakin banyak pula variasi acara yang dapat dinikmati oleh konsumen.
Hal ini memunculkan persaingan yang cukup ketat antara operator TV berlangganan, berbagai
fitur dan produk baru diluncurkan oleh para pelaku bisnis ini untuk dapat menarik minat
konsumen dan mempertahankan eksistensi para pebisnis tersebut.
Baru-baru ini PT Telekomunikasi Indonesia mencoba menyelenggarakan layanan TV
berlangganan yang berbasis IP (Internet Protocol) atau yang lebih dikenal dengan sebutan
IPTV (Internet Protocol Television). Layanan ini akan memanfaatkan jaringan yang sudah ada,
dalam hal ini yang dimaksud adalah jaringan speedy. Oleh karena itu operator tidak perlu lagi
membuat jaringan baru yang memakan biaya besar. Pada teknologi ini, satu kabel bisa
dimanfaatkan untuk berbagai layanan pengiriman data, termasuk suara dan video. Berbagai
macam kelebihan yang ditawarkan IPTV ketimbang TV kabel atau satelit, salah satunya
kemampuan untuk merekam atau menghentikan gambar (pause) saat tayangan tersebut
disiarkan. Selain itu pada layanan ini juga dapat disediakannya layanan yang bersifat interaktif
seperti misalnya : Video on Demand, ketimbang siaran TV lama yang lebih bersifat broadcast
satu arah saja. Sebelum layanan ini diluncurkan, harus diketahui tingkat kelayakannya terlebih
dahulu.
Untuk aspek pasar, sampel yang diambil pada penelitian ini adalah populasi pelanggan
speedy residential di Bandung. Setelah itu untuk menguji aspek pasar tersebut digunakan
kuesioner sebagai alat penelitian untuk dapat mengetahui besar pasar potensial, pasar tersedia
dan juga pasar sasaran dari layanan IPTV ini. Sedangkan untuk aspek teknis dan aspek
financial diuji dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari PT Telkom serta data-data
pendukung lainnya.
Dari hasil penelitian ini didapatkan besarnya pasar potensial untuk layanan ini yaitu
63,72% yang diperoleh dari tingkat keminatan responden. Pasar tersedia diperoleh dari tingkat
kemampuan, akses, dan juga daya beli terhadap layanan ini sebesar 24,61% dan pasar sasaran
sebesar 20%. Dari perhitungan financial diperoleh hasil yang berkaitan dengan tingkat
kelayakan investasi layanan ini, yang terdiri dari : nilai NPV sebesar Rp1.153.555.486, tingkat
bunga yang diperoleh sebesar 23,12% (lebih besar dari MARR 20% ), dan tingkat
pengembalian modal selama 4,74 tahun. Berdasarkan nilai-nilai yang disebutkan diatas maka
dapat disimpulkan kalau layanan IPTV ini layak untuk diselenggarakan.
IPTV, Analisis Kelayakan, Pasar, Finansial