Olahraga dan kesehatan memiliki kaitan langsung dengan ekonomi. Berkebalikan dari
manfaat olahraga yang besar, dari sisi struktur venues atau sarana dan prasarana olahraga,
Indonesia sangat lemah baik dari sisi jumlah maupun mutunya, Kekurangan ini menyebabkan
pengembangan standar pelatihan olahraga yang bermutu tinggi dapat menjadi tidak mungkin
dilakukan.
Bulutangkis atau badminton adalah suatu olahraga dengan menggunakan raket yang
dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan.
Lapangan bulutangkis dapat dibuat dengan mudah, di mana saja, sejauh tersedia ruangan seluas
kira-kira 12 × 20 meter.
Gedung Olahraga (GOR) HEI’S Depok Badminton Center dibangun untuk memberikan
fasilitas olahraga bulutangkis kepada masyarakat Kota Depok pada khususnya. GOR ini
didirikan pada tahun 2005 di atas lahan seluas 20 × 50 meter di daerah Telaga Subur,
Kelurahan Rangkepanjaya, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok.
Evaluasi kelayakan GOR HEI’S Depok Badminton Center dilakukan dengan mengevaluasi
kelayakan dari aspek pasar, aspek teknis, dan dari aspek finansial. Sedangkan data yang
dikumpulkan terdiri atas data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner dan data sekunder
yang diperoleh dari sumber internal maupun sumber eksternal.
Hasil analisis yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa usaha ini mempunyai pasar
potensial sebesar 72.86% dari populasi, pasar tersedia sebesar 90.85% dari pasar potensial, dan
pasar sasaran sebesar 1.21% dari pasar tersedia.
Dengan nilai NPV sebesar Rp833,856,146.90 di bawah nol, usaha GOR HEI’S Depok
Badminton Center ternyata tidak layak untuk diteruskan. Hasil perhitungan IRR menunjukkan
angka 2.31% yang lebih kecil dari nilai MARR (minimum attractive rate of return) yang di
awal perhitungan sudah ditetapkan sebesar 20%. Payback period usaha ini diperkirakan tidak
terjadi di rencana evaluasi yang selama 10 tahun
analisis kelayakan, gedung olahraga, bulutangkis