Saat ini industri telekomunikasi seluler telah memasuki teknologi third generation atau lebih
dikenal dengan 3G (dibaca: triji). Teknologi generasi ketiga mulai diperkenalkan kepada
masyarakat Indonesia pada pertengahan tahun 2006 (www.bisnisindonesia.com). Akan tetapi,
pertumbuhan adopsi teknologi seluler generasi ketiga yang berlangsung pesat sejak 2006 tidak
mendapat perhatian banyak dari para pengguna telepon seluler. Berdasarkan data yang diperoleh,
dapat dikatakan bahwa jumlah pelanggan 3G sampai dengan 2007 hanya sebanyak 4% dari jumlah
pelanggan telepon seluler. Ditambahkan lagi, jumlah pelanggan aktifnya hanya sebesar 40%.
Dengan melihat masih sedikitnya jumlah pelanggan telepon seluler terhadap layanan
berbasis 3G dan masih besarnya peluang bisnis pada layanan ini. Maka sebaiknya para operator
mampu memahami hal-hal yang berpengaruh terhadap minat penggunaan dan kebutuhan
pelanggan, khususnya mahasiswa IT Telkom Bandung, terhadap layanan 3G melalui penelitian ini.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan penggabungan metode sampling, yaitu
stratified, random, quota, dan convenience sampling. Metode pengumpulan data pada penelitian ini
melalui penyebaran kuesioner terhadap mahasiswa IT Telkom Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang cenderung ingin menggunakan
layanan 3G sebanyak 41%, dengan faktor yang mempengaruhinya perceived subjective norm.
Artinya, pengaruh atau rekomendasi orang-orang terdekat berpengaruh terhadap keputusan mereka
untuk menggunakan atau tidak menggunakan layanan telepon seluler berbasis 3G. Sedangkan
perceived usefulness, perceived ease of use, perceived enjoyment, dan perceived knowledge tidak
berpengaruh terhadap customer behavioral intention to use.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para operator
penyedia layanan seluler berbasis 3G dalam upaya membuat kebijakan baru untuk mempromosikan
layanan ini kepada konsumen.
3G, intensi perilaku pelanggan, mahasiswa, perceived usefulness, perceived ease of