PT Kereta Api (Persero) adalah sebuah BUMN yang bergerak dibidang transportasi
dan merupakan satu-satunya perusahaan yang dipercaya oleh pemerintah untuk mengelola
perkeretaapian di Indonesia. PT Kereta Api (Persero) mempunyai misi untuk terwujudnya
kereta api sebagai pilihan utama jasa transportasi sesuai keinginan stakeholders dengan
meningkatkan keselamatan dan pelayanan serta penyelenggaraan yang semakin efisien.
Lokomotif adalah sarana yang amat vital bagi kegiatan operasional PT. Kereta Api (Persero),
sehingga ketersediaan lokomotif yang siap pakai dan dapat diandalkan merupakan suatu
keharusan. Untuk menjamin lokomotif dapat beroperasional dengan baik, salah satu faktor yang
harus diperhatikan adalah reliability sistem lokomotif. Reliability yang dimaksud adalah
kemampuan sistem dapat menjalankan fungsinya selama beroperasi. Agar reliability sistem
tinggi maka diperlukan kebijakan perawatan berbasis Reliability Centered Maintenance serta
mengoptimalkan jumlah repair channel.
Perencanaan kebijakan perawatan berbasis RCM melalui tujuh tahapan, mulai dari
pemilihan sistem dan pengumpulan informasi, deskripsi sistem, fungsi dan kegagalan
fungsional, failure mode effect analysis, logic tree analysis dan task selection apabila alternatif
perawatan yang tersedia tidak efisien dan efektif untuk diaplikasikan pada sistem. Sedangkan
optimasi repair channel diawali dengan menghitung purchasing cost, population cost untuk
mendapatkan acquisition cost, kemudian menghitung operation cost, maintenance cost, dan
shortage cost untuk mendapatkan sustaining cost. Setelah itu Life Cycle Cost dapat dihitung
dari penjumlahan acquisition cost dan sustaining cost. Sehingga dari nilai LCC tersebut akan
didapatkan jumlah repair channel optimal dengan biaya yang minimum.
Hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode RCM terhadap komponen
lokomotif khususnya sistem mesin diesel dan mekanik/rangka bawah dalam menentukan
kebijakan perawatan berupa Scheduled On-Condition Task diberikan terhadap 12 part.
Berikutnya Scheduled Failure Finding dikenakan terhadap 4 part, dan No Scheduled
Maintenance diberikan kepada 15 part. Hanya Gearbox yang dikenakan strategi perawatan
berupa combination task. Pada penentuan optimasi jumlah repair channel dilakukan
perhitungan dengan jumlah repair channel 11 kru dan retirement age lokomotif 5 tahun hingga
25 tahun. Jumlah repair channel yang optimal dipilih adalah repair channel sebanyak 4 kru dan
retirement age 15 tahun dengan biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp 106.497.390.715. RCM, Optimasi Repair Channel, Reliability