PT. INTI merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
telekomunikasi di Indonesia, selama lebih dari tiga dasawarsa sebagai salah satu pemasok
pembangunan jaringan telepon nasional yang diselenggarakan oleh PT. Telkom, Indosat
dan Excelindo.Divisi Jaringan Telekomunikasi Seluler (JTS) mempunyai wewenang
untuk mengintegrasi sistem pada jaringan selular. Pada divisi tersebut mempunyai suatu
subbagian yaitu Bagian Operasi I yang mempunyai dua pekerjaan yaitu repair dan
upgrade modul. Proses produksi yang terjadi di ruang repair dan upgrade modul antara
lain Repair dan upgrade, voltage, highpot, beban, burning.Berdasarkan interview dari
manajemen divisi JTS, mereka menginginkan adanya peningkatan produksi agar bisa
menyelesaikan modul yang rusak dengan tepat waktu. Target produksi yang direncanakan
rata-rata 400 modul yang rusak dapat diselesaikan dalam satu bulan. Tapi kenyataannya,
hanya sekitar 50% atau sekitar 200 modul yang dapat diselesaikan dalam satu bulan,
karena setelah ditinjau lebih jauh pada bulan Juli 2007 tidak tercapainya targetan yang
dari perusahaan dikarenakan sistem kerja dan tata letak yang kurang efektif. Oleh karena
itu dalam penelitian dilakukan perbaikan-perbaikan yaitu memperbaiki sistem kerja dan
merancang ulang tata letak fasilitas yang lebih efektif dengan menggunakan algoritma
CRAFT dan melakukan perbaikan metode kerja dengan menggunakan analisa peta kerja.
Selain itu, untuk mengetahui performansi dari perbaikan yang telah dibuat dibentuklah
sebuah model representatif yang kemudian disimulasikan.
Perbaikan dimulai dengan perbaikan metode kerja dengan menggunakan analisa
peta kerja yaitu peta aliran proses. Selain perbaikan metoda kerja, dilakukan perancangan
ulang tata letak fasilitas pada Bagian Operasi I dengan menggunakan algoritma CRAFT.
Algoritma CRAFT merupakan algoritma kriteria ganda yang memerlukan data kuantitatif
yaitu From To Chart dan data kualitatif yaitu ARC. Selain itu data masukan algoritma
CRAFT adalah initial layout awal. Kemudian dibentuklah model yang merepresentasikan
perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan dan dilakukan perbandingan dengan model
awal yang merepresentasikan kondisi awal (eksisting ) sehingga dapat diketahui
performansi dari perbaikan-perbaikan
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa perbaikan metode kerja menghasilkan
metode kerja usulan dimana beban kerja yang ditanggung oleh operator mengalami
penurunan sebesar 33.25%, kemudian meningkatkan kapasitas produksi yang semula 197
buah modul rectifier yang dihasikan meningkat menjadi 395 buah modul rectifier,
penurunan waktu perpindahan 44 %, peningkatan utilitas penggunaan mesin sebesar
55.52%, dan penurunan waktu material berada di dalam sistem 1.14%. Perbaikan tata
letak fasilitas yang telah menghasilkan layout usulan telah menurunkan momen
perpindahan 34.38%. Penelitian ini telah menghasilkan perbaikan-perbaikan pada sistem
kerja dan tata letak fasilitas yang cukup berarti bagi perusahaan. Model simulasi yang
telah dibentuk cukup valid untuk dijadikan acuan ukuran performansi dari kondisi
eksisting dan kondisi usulan. Perbaikan, sistem kerja, metode kerja, tata letak, craft, peta aliran proses,