PT. Pismatex Textile Industry merupakan salah satu perusahaan textil yang menetapkan
kualitas sebagai salah satu bagian dari strategi perusahaan. Walaupun demikian, perusahaan
tersebut masih dihadapkan pada masalah kualitas yaitu adanya produk sarung tenun “GAJAH
DUDUK” yang tidak memenuhi spesifikasi. Untuk menanggulangi jumlah produk cacat yang
melebihi target minimum cacat perusahaan, maka perlu dilakukan perbaikan kualitas dengan
memperhatikan faktor-faktor kritis kualitas (Critical To Quality) sebagai pedoman pencarian
akar penyebab munculnya cacat produk yang selanjutnya akan ditindaklanjuti berdasarkan
usulan perbaikan terhadap sistem pengendalian kualitas produk sarung tenun “GAJAH
DUDUK”.
Berangkat dari hal diatas maka peneliti mencoba mengendalikan jumlah cacat yang
terjadi dengan salah satu metode pengendalian kualitas yaitu Six Sigma. Six Sigma merupakan
suatu metode pengendalian kualitas yang sistematis, ilmiah dan setiap keputusan didasarkan
kepada fakta dan data. Prinsip utama Six Sigma adalah mencapai kesempurnaan (3,4 DPMO)
dengan mengendalikan proses-proses yang terjadi. Adapun tahapan-tahapan dalam
implementasi Six Sigma adalah Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC). Tapi
pada penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap Improve. Pada tahap Define dilakukan
identifikasi terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas produk sarung tenun
“GAJAH DUDUK”dan perlu dilakukan proses perbaikan. Kemudian pada tahap Measure
dilakukan pengukuran performansi kualitas pada tingkat output dan tingkat proses. Setelah
kondisi eksisting terukur, maka dilanjutkan dengan tahapan selanjutnya yaitu Analyze dimana
pada tahap ini akan dilakukan identifikasi sumber-sumber dan akar penyebab timbulnya
masalah kualitas pada produk sarung tenun “GAJAH DUDUK”serta analisis stabilitas dan
kapabilitas proses. Dan pada tahap improve akan diberikan usulan perbaikan teknis dan proses
untuk meminimasi timbulnya cacat pada produk sarung tenun “GAJAH DUDUK”.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan dengan mengunakan data kualitas dari bulan
Mei hingga Oktober 2007 maka diketahui bahwa faktor-faktor kritis kualitas (CTQ) yang
terdapat pada produk sarung tenun “GAJAH DUDUK” adalah kesesuaian corak, kesesuaian
warna, tekstur produk, kekuatan produk, kebersihan produk, ukuran produk serta tingkat
kerapatan dan tingkat ketegangan produk. Setelah itu diketahui faktor-faktor yang
menyebabkan munculnya lima jenis cacat terbesar (cacat kuku, ngombak, warna pakan, cacat
buh, dan lusi putus) adalah tenaga kerja yang kurang kompetitif sehingga sering melakukan
kesalahan dalam bekerja seperti kurang teliti, kurang disiplin, dll.,beberapa prosedur kerja yang
penting seperti inspeksi motif dan prosedur peyambungan benang tidak distandarkan dan oleh
perusahaan, kerusakan komponen mesin karena mesin digunakan melebihi umur pakai,
material yang tidak sesuai dengan spesifikasi, serta lingkungan kerja yang kurang menunjang.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, perlu dilakukan upaya perbaikan yang bersifat
teknis seperti pembuatan manual book, pelabelan pada komponen mesin, perawatan mesin
secara kontinu, maupun perbaikan proses seperti pembuatan standard inspeksi kerja,
pendokumentasian dan pendataan sistem produksi secara lengkap, perbaikan job desk
karyawan, dsb.
Cacat Produk, DPMO, Sigma, Critical to Quality (CTQ).